Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bicara soal tenaga kerja asing yang bekerja di bidang konstruksi. Menurut dia jumlah tenaga kerja konstruksi asing yang ada di Indonesia tergolong rendah, dan tidak masif.
"Saya kira kalau di PU juga hanya paling di (proyek) tol yang ada. 1000 atau 500 saja mungkin enggak ada. Hanya di Cisumdawu, kemudian di sudetan Ciliwung-Cisadane ada 13. Di tol Manado-Bitung hanya 10, nggak sampai 20 mungkin. Jadi sangat kecil sekali di PU," kata Menteri Basuki kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (12/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya kita harus memperkuat diri. Karena kita sudah hadapi era keterbukaan. Kita saja boleh kok tenaga kerja kita ke luar. Yang di Filipina, Saudi, Nigeria yang dibawa Wijaya Karya (WIKA), Waskita (jumlahnya) ada ratusan," kata Basuki.
Akhir-akhir ini santer beredar isu adanya serbuan tenaga kerja asing yang datang ke Indonesia. Tidak terkecuali di jasa konstruksi, yang juga mempekerjakan tenaga kerja konstruksi asing.
Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan membantah ada jutaan tenaga kerja asing (TKA) ilegal masuk Indonesia. Luhut bahkan menantang pihak yang mengembuskan isu tersebut.
"Jadi, kalau ada yang omong-omong, bilang, jumlahnya ribuan, bahkan ratusan ribu, saya pingin orangnya datang ke saya, tunjuk angkanya, di mana, kita pergi sama-sama. Jangan kita buat dusta di antara kita," ujar Luhut di Istana Kepresidenan Bogor, Jl Ir H Djuanda, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/1/2017) pekan lalu. (erd/erd)











































