"Kita kan bangsa demokratis, bagi Gerindra memberi kesempatan. Oleh sebab itu, Gerindra ingin parlimentary threshold diperkecil dan presidential threshold diperkecil, bahkan 0 persen," ujar Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (11/1/2017).
Riza menyampaikan amanat dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto agar tidak mematikan partai politik yang ada. Menurutnya, penyederhanaan partai bukan satu-satunya cara memperkuat sistem presidensial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Gerindra mengakui tidak keberatan atas usulan pemerintah yang menyatakan ambang batas parlemen sebesar 3,5 persen. Secara sistem pemilu, Gerindra menyatakan ingin sistem terbuka.
"Kami tidak keberatan seperti usul pemerintah 3,5 persen. Kalau sistem, Gerindra ingin terbuka. Bagi Gerindra adalah mengedepankan demokrasi. Indonesia bangsa luas," jelas Riza.
Riza sendiri mengakui Gerindra termasuk partai besar berdasarkan hasil survei. Tetapi Gerindra mengatakan tidak ingin memanfaatkan posisi untuk merebut kekuasaan.
"Sekalipun kami masuk partai besar, kami tidak ingin memanfaatkan posisi untuk memperluas kekuasaan. Merebut kekuasaan kepentingan konstitusional kita setuju, tapi merebut kekuasaan harus memperhatikan anak bangsa," tandasnya.
Selain Gerindra, PAN setuju dengan wacana penghapusan ambang batas presiden. Namun PAN akan melihat perkembangan lebih lanjut.
"Bagus juga tuh. UUD kan capres-capres diusulkan partai politik. Saya kira bagus, undang-undang dasar kan," ujar Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, tadi pagi.
(dkp/imk)