"Kontestasi Pilpres 2014 kemarin sudah selesai. Dengan adanya pengumuman ini tentu akan mengangkat kembali persoalan kontestasi. Dan politik nasional akan mengalami lagi bipolarisasi. Dan itu tidak bagus untuk suasana politik nasional ke depan," kata Romi di sela rapat paripurna DPR RI di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2017).
"Karena agenda yang seharusnya diisi oleh Presiden yang sekarang menjabat dengan agenda-agenda pembangunan dan pemenuhan kampanye, sedikitnya ruang-ruang pemberitaan akan tersita oleh kontestasi lagi," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Siap Usung Prabowo Jadi Capres di 2019, Gerindra Yakin Menang
"Kita tahu (Aksi Bela Islam) 411 dan 212 dipersepsikan terkait dengan persoalan politik pilkada. Bisa dibayangkan kalau persoalan pilpres sudah secara dini terangkat lagi sebagai sebuah kontestasi. Maka semua peristiwa politik ke depan akan selalu dibawa ke sana. Dan itu tidak sehat untuk politik nasional," ujarnya.
Namun Romi tidak mau ambil pusing dengan keputusan Gerindra. Romi menganggap hal tersebut adalah hak konstitusional masing-masing parpol. Saat ditanya kapan PPP akan mengumumkan capres yang akan mereka usung dalam Pilpres 2019, Romi pun menjawab secara diplomatis.
"Lebih baik setelah modifikasi UU Pemilu selesai. UU Pemilu akan memberikan aturan main untuk pileg, pilpres, dan penyelenggaraan pemilu sendiri. Sehingga dengan demikian kita sudah memiliki lapangan dan aturan main yang jelas," tutup Romi. (bis/nkn)











































