"Bantuan masyarakat yang simpati datang kemari macam-macam, ada yang ngasih mainan, jam tangan, sepatu, pakaian, macam-macam," kata Kepala Seksi Eks Penyandang Penyakit Sosial dan Tunasosial Dinsos Tangerang Syahrial.
Hal itu disampaikan Syahrial saat menemani detikcom menyambangi rumah singgah Dinsos Tangerang Jl Iskandar Muda Nomor 1, Bendung Pintu Air Sepuluh, Neglasari, Mekarsari, Tangerang, Banten, Senin (9/1) kemarin, yang ditulis Selasa (10/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang jelas, Syahrial mengungkapkan bahwa Soni berkeinginan keras untuk sekolah. Bila lazimnya anak seusia Soni sudah bersekolah hingga SMP, dalam Kartu Keluarga yang ditunjukkan Dinas Sosial, Soni tidak tamat SD. Sebelum dievakuasi ke rumah singgah, Soni bekerja keras membanting tulang untuk memberi makan adiknya.
![]() |
"Jadi betul Soni itu mengatasi persoalan makan-minum adiknya. Bantu orang dagang kopi. Bantu ngenek angkot. Sering bantu mobil angkot untuk dapet tambahan dan bantu usaha dagang kopi. Dia pulang bawa roti buat adiknya. Karena dia pulang larut mungkin, jadi buat bibinya sakit atau gimana," tutur Syahrial.
Sejauh ini belum ada orang yang berniat mengadopsi kedua bocah itu. Dinsos Tangerang mengatakan adopsi belum menjadi pilihan. Langkah pertama, Dinsos Tangerang akan melakukan mediasi agar ibu kedua anak itu, Marisca Saputra (35), bisa mengasuh anaknya kembali. Marisca sempat mengutarakan kegundahan mengasuh 5 anak dengan keterbatasan finansial dan tanpa suami, namun Syahrial menjanjikan akan mencari solusi dengan mengikutsertakan Marisca dan anak-anaknya pada program-program bantuan sosial pemerintah.
"Kita yang di sini, kami nggak melihat ke belakang. Pokoknya sejak kami menangani, itu yang kami hadapi. Kalau mau melihat ke belakang terus, kita lelah. Jadi kita berbicara bagaimana ke depannya," tuturnya. (nwk/try)