Bocah Marcel dan Kegundahan Ibunya

Bocah Marcel dan Kegundahan Ibunya

Heldania Ultri Lubis - detikNews
Selasa, 10 Jan 2017 12:45 WIB
Bocah Marcel dan kakaknya, Soni, di rumah singgah Dinsos Tangerang. (Helda Ultri Lubis/detikcom)
Jakarta - Bocah Marceleon Gabriel Allstar alias Marcel (3,5), yang ditelantarkan ibunya, kini dirawat di rumah singgah Dinsos Tangerang bersama kakaknya, Saint Sonic Imanuel (15) alias Soni. Dinsos Tangerang akan melakukan mediasi dengan sang ibu, Marisca Saputra (35), yang punya dilema.

Dilema dan kegundahan ibunda Marcel itu diungkapkan Kepala Seksi Eks Penyandang Penyakit Sosial dan Tuna Sosial Syahrial saat menemani detikcom menyambangi Marcel dan Soni di rumah singgah Dinsos Tangerang pada Senin (9/1/2017) kemarin. Salah satu kegalauan ibunda Marcel adalah masalah finansial.

(Baca juga: Belum Bertemu, Ibu Bocah Marcel Tulis Surat agar Soni Jaga Adik)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marisca belum bersedia menemui Marcel dan Soni di rumah singgah karena suami keduanya baru saja meninggal pada Rabu (4/1) lalu, bersamaan dengan Soni dan Marcel dievakuasi dari rumah tantenya di Bugel Mas Indah Blok D.

Bocah Marcel dan Kegundahan IbunyaBocah Marcel dan kakaknya, Soni, di rumah singgah Dinsos Tangerang (Helda Ultri Lubis/detikcom)


Syahrial sendiri yang menemui Marisca untuk bertanya langsung akan kesediaannya menemui dan mengasuh anaknya. Marisca, menurut Syahrial, menyanggupi.

"Cuma dia minta ke saya, 'Tolong dijawab bagaimana saya ke depannya setelah ketemu sama anak saya. Anak saya 4 loh Pak, 2 di tangan Bapak, 2 di tangan Saya', katanya kan gitu. 'Bagaimana ke depannya, suami saya sudah nggak punya, sementara anak-anak butuh sandang pangan dan lain-lain'," tutur Syahrial menyampaikan ceritanya saat bertemu dengan Marisca.

"Nah itulah Bu, saya bilang gunanya kita ketemu, nanti kita mediasi apa maunya Ibu. Kita punya pemerintah, pemerintahlah nanti yang cari solusi," demikian jawaban yang disampaikan Syahrial kepada Marisca.

Mengenai kemungkinan adopsi bila ada orang yang ingin mengadopsi mereka, Syahrial menyatakan opsi adopsi ke orang lain belum menjadi pilihan. Pula belum ada orang yang mengutarakan niatnya mengadopsi Marcel dan Soni.

"Belum ada. Kalaupun ada, kami nggak akan ambil sikap seperti itu. Karena kami harus menyerahkan kepada ibunya. Yang paling berhak atas tumbuh kembang anak kan orang tuanya," katanya.

Bila yang dikeluhkan ibunya adalah masalah finansial, lanjutnya, pemerintah akan mencarikan beberapa opsi bantuan. Opsi inilah yang akan dikomunikasikan dengan sang ibu.

"Kalau dia bilang faktor finansial, kalau kami kasih modal usaha bagaimana? Pokoknya kami mediasi nanti, bakal mengusahakan bagaimana caranya biar anak-anaknya ini kembali sama ibunya. Kan kasihan anak-anak butuh kasih sayang ibunya," jelas dia.

(Baca juga: Kakak Bocah Marcel Ingin Bertemu Ibunda dan Sekolah)

Menyerahkan Marcel dan Soni ke panti asuhan juga adalah jalan terakhir. Yang jelas, mediasi untuk mengembalikan Marcel dan Soni kepada ibunya juga disertai konsultasi, motivasi, serta diusahakan untuk menyertakannya dalam program bantuan pemerintah.

"Pertama, kami akan mengusahakan mediasi buat kembali sama ibunya dulu ya. Kami kan dalam mediasi ini tidak hanya kasih berbagai program, tapi juga ada konselor, bagaimana menumbuhkan motivasi, bagaimana menyongsong masa depan yang lebih baik, terus nanti ada yang memotivasi. Jadi nggak cuma kasih program. Sebagus apa pun program, kalau motivasi kurang juga nggak bisa jalan. Kami harus membangkitkan lagi semangat hidupnya sehingga ada keinginan dan cita-cita, baru kita dorong dengan program," demikian Syahrial memaparkan solusi menolong keluarga Marcel.

Bocah Marcel dan Kegundahan IbunyaBocah Marcel dan kakaknya, Soni, di rumah singgah Dinsos Tangerang (Helda Ultri Lubis/detikcom)


Dia mencontohkan, Soni dan Marcel bisa diikutsertakan dalam program Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk biaya pendidikan. Sedangkan untuk asuransi kesehatan, ada Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan program lainnya.

"Kalau buat Soni dan Marcel, sekolah kita ada Kartu Indonesia Pintar. Kalau buat usaha, kita ada kelompok usaha bersama, nanti kami akan gabungkan dengan kelompok ya. Kalau usaha sendiri mungkin agak berat, dia bisa jadi bagian dari kelompok, kan gitu kan. Nanti itu bagian dari bahan kita mediasi, terus ada program keluarga harapan, program beras sejahtera, bisa dapat bantuan beras kan, itu ada. Untuk kesehatan, ada KIS (Kartu Indonesia Sehat)," jelas dia.

(nwk/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads