"DPD NasDem Jakarta Timur tidak pernah memberikan instruksi dan arahan kepada seluruh jajaran pengurus DPD, DPC, dan DPRt se-Jakarta Timur untuk mendukung paslon nomor urut 3 Anies-Sandi," kata James dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Jumat (30/12/2016).
Baca Juga: Didukung Kader NasDem, Sandiaga: Kita Dapat Suntikan Vitamin
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seluruh jajaran pengurus DPD, DPC, dan DPRt se-Jakarta Timur tetap solid dan mengikuti keputusan Partai NasDem untuk tetap memilih paslon nomor urut 2, Ahok-Djarot," tegas James.
"Adapun oknum-oknum yang mengatakan sebagai kader dan/atau pengurus Partai NasDem Jakarta Timur pada acara tersebut (deklarasi dukungan kepada Anies-Sandi) sudah dinonaktifkan karena sudah tidak sejalan dengan keputusan Partai NasDem," imbuhnya.
Baca Juga: Diadukan ke Bawaslu, Anies: Kita Berteman Baik dengan NasDem
Karena itulah, akhirnya James meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI mengklarifikasi aksi pembelotan tersebut. James menganggap aksi itu telah mencoreng nama NasDem. Dia ingin Bawaslu DKI segera memproses secara hukum laporan yang dilayangkan oleh NasDem.
"Permasalahan ini telah mencoreng nama baik Partai NasDem, khususnya DPD Partai NasDem Jakarta Timur, dan mendesak Bawaslu memproses secara hukum atas permasalahan yang ada sesuai laporan yang diajukan," tutupnya. (bis/imk)











































