Kepala SMP Bakti Mulya 400, tempat Anet bersekolah, Masdiko Indra, mengatakan ibunda Anet bercerita keinginan Anet untuk segera masuk kembali ke sekolah.
"Karena situasi, kita belum bisa bertemu Anet, kita hanya ketemu orang tuanya. Anet ingin sekolah cepat, pakai seragam, bukunya disiapin," kata Masdiko setelah menjenguk di RS Kartika, Pulomas, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (Anet) sosok yang sangat sederhana, sopan, riang ceria, dan pintar. Dengan segala keterbatasannya yang ada," kata wali kelas Anet, Novi Tri Riani, di lokasi yang sama.
"Di mata teman-teman juga sangat baik, teman-teman sayang dengan Anet. Begitu juga Anet ke teman-teman dan guru," sambungnya.
Novi menilai Anet sebagai salah satu siswa yang aktif dan mau berusaha dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Sedangkan teman-teman Anet mengaku sudah merindukan Anet.
"Anet lucu, baik, ceria. Semoga Anet cepat sembuh dan balik lagi," kata seorang temannya yang ikut menjenguk, Moreno.
Moreno mengaku sudah sempat berkomunikasi dengan Anet setelah kejadian ini melalui media sosial Instagram. Teman Anet lainnya, Mita, mengatakan di sekolah tidak pernah ada perbedaan meski Anet memiliki keterbatasan.
"(Anet) lucu, kalau ketawa paling lucu. Sama adiknya Anet kenal, tapi kakaknya enggak," ujar Mita.
Dua saudara perempuan Anet, Diona Arika Andra Putri dan Dianita Gemma Dzalfayla, turut menjadi korban tewas dalam peristiwa sadis di Pulomas. Beberapa guru yang datang menjenguk pun merupakan guru Diona. (kst/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini