"Pastinya pemimpin punya integritas yang baik. Dia (Djarot) punya ideologi yang kuat, dia nasionalis sejati," ujar Ara saat dihubungi detikcom, Selasa (27/12/2016).
Ara memberikan penilaian positif terhadap Djarot, terutama karena dia sudah mengenal mantan Wali Kota Blitar itu sekitar 10 tahun. Dia menilai Djarot memiliki jejak rekam jelas dan tidak cacat hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ara menjelaskan, saat diangkatnya Jokowi menjadi presiden dan Ahok menjadi Gubernur DKI, sempat terjadi proses politik. Saat itu, Ahok-lah yang menginginkan Djarot mendampinginya untuk memimpin Jakarta.
"Waktu itu kan disadari bahwa saat Jokowi menjadi presiden dan Ahok jadi gubernur, terjadi proses politik. Ahok berharap Djarot yang membantu dia. Ahok butuh orang yang bisa melengkapi dia," jelas Ara.
"Jakarta butuh kombinasi mereka berdua. Ahok punya konsep dan Djarot yang mengoperasionalkan," sambung anggota DPR tersebut.
Sebelumnya, Ahok mempromosikan Djarot untuk melanjutkan 'tongkat estafet' memimpin DKI Jakarta karena berlarutnya kasus dugaan penistaan agama yang menimpa mantan Bupati Belitung Timur itu. Ahok sadar bahwa proses sidang yang dijalaninya tidak akan singkat. Posisinya sebagai gubernur aktif juga terancam karena status terdakwa.
"Djarot lebih baik dari nomor 1 dan nomor 3. Saya kalau terpilih masih jadi gubernur, hanya nonaktif. Saya masih bisa kasih masukan ke Djarot. Kita akan selalu koordinasi," tutur Ahok kepada pendukungnya, Selasa (27/12). (dkp/elz)











































