Dalam peringatan yang diselenggarakan di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (27/12/2016) tersebut, Dutavira mengungkapkan rasa hormatnya kepada Gus Dur.
"Kesan pribadi saya kepada Gus Dur itu sangat luar biasa. Beliau adalah guru bangsa. Bahkan, tidak berlebihan jika Gus Dur dinobatkan sebagai Bapak Tionghoa," ucap Dutavira.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin yang bekerja menggunakan hati tidak akan mempermasalahkan masa jabatannya. Menurut Dutavira, Gus Dur menjadi salah satu pemimpin yang bekerja dengan hati.
"Kalau menggunakan logika, pemimpin akan memikirkan untung dan rugi. Lain kalau pakainya hati. 'Gitu aja kok repot' kalau kata Gus Dur waktu lengser. Beliau tidak melawan, daripada menimbulkan masalah lain," imbuhnya.
Menyorot soal pluralisme, Dutavira menyebut bahwa Gus Dur sangat menghargai itu. Bahkan ada muridnya yang menjadi kader PKB.
"Jari tangan kanan dan kiri itu kan berbeda, makanya bisa saling genggam, kita jadi kuat. Dulu ada murid saya yang izin mau masuk PKB, saya bilang itu keputusan tepat. Sekarang, dia jadi kepala daerah di Kalimantan Barat," ujar Dutavira. (rvk/rvk)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 