Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT), Suryanto, mengatakan pesawat jenis ATR 72-600 tersebut dikendalikan Kapten George Tarun dan Kopilot Fahmi Dwi. Keduanya memiliki lebih dari 3.000 jam terbang.
"Pesawat jenis ATR 72-600 dikemudikan oleh pilot yang punya jam terbang 4.800 jam, dan kopilot punya 3.500-an jam terbang. Kedua krunya berpengalaman," kata Suryanto saat jumpa pers di kantor Angkasa Pura I Semarang, Senin (26/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesawat ini salah satu armada Wings Air yang dipakai saat Nataru. Kami lakukan pemeriksaan sejak November sampai saat ini 3 kali memeriksa di Labuhan Bajo, Semarang 23 Desember. Hasilnya pemeriksaan kondisi layak diterbangkan," terang Muzaffar.
Managing Director Lion Group Kapten Daniel Putut Kuncoro Adi menambahkan, kru yang menerbangkan pesawat itu sudah melalui pelatihan dan jam terbang yang sangat mumpuni. Kini ia menyerahkan seluruh penyelidikan ke KNKT meski langkah awal investigasi internal terhadap kru sudah dilakukan.
"Kami serahkan ke pihak berwenang untuk investigasi dan menunggu jawaban apa kira-kira penyebabnya. Sebelum ini kami melakukan investigasi internal. Kami akan lebih perdalam, kita latih pilot di simulator," kata Daniel.
Peristiwa tergelincirnya Wings Air di Runway 13 Bandara Ahmad Yani tersebut sama sekali tidak terduga meski memang mendarat dalam kondisi hujan. Kini KNKT masih menyelidiki penyebab peristiwa tersebut dan membawa black box ke Jakarta.
"Kami masih mengumpulkan data, kecelakaan saat mendarat, kerusakan terbesar pada roda pendarat utama sebelah kanan patah, main lander gear," jelas Suryanto. (alg/dnu)