Sebut 'Pahlawan Kafir' Dwi Estiningsih: Sampaikan Kebenaran Sekalipun Pahit

Sebut 'Pahlawan Kafir' Dwi Estiningsih: Sampaikan Kebenaran Sekalipun Pahit

Herianto Batubara - detikNews
Sabtu, 24 Des 2016 10:06 WIB
Foto: Dwi Estiningsih (Istimewa)
Jakarta - Dwi Estiningsih dilaporkan ke polisi karena menyebut 5 pahlawan nasional di mata uang rupiah baru sebagai kafir. Dwi mengatakan dia menyampaikan kebenaran sekalipun itu pahit.

Pernyataan tersebut disampaikan Dwi lewat akun Facebook-nya, seperti dilihat detikcom, Sabtu (24/12/2016). Dwi merespons ramainya netizen yang membicarakan soal dirinya, terlebih pihak yang melaporkannya ke polisi atas cuitannya di Twitter yang menyinggung 'pahlawan kafir'.

"Beberapa hari ini saya memantau aktivitas di dunia maya. Ramai sekali netizen membicarakan tweet saya dan tuntutan yang dilakukan pihak tertentu kepada saya atas tweet tersebut," tulisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan dirinya menyampaikan penghargaan kepada semua pihak atas perhatian yang ditujukan kepadanya. Teristimewa kepada netizen yang mendukungnya.

Dwi menyatakan tidak akan menghapus tweet-nya di akun @estiningsihdwi, yang mempersoalkan 5 pahlawan yang disebutnya sebagai kafir. Menurutnya, ucapan kafir itu tidak masalah karena sesuai dengan Alquran.

"Terlepas dari hiruk-pikuk sosial media, satu prinsip yang saya pegang adalah menyampaikan kebenaran sekalipun pahit. Kritik terhadap pemerintah juga atas dasar kecintaan saya pada negeri ini. Saya hanya mengharapkan empati dari pemerintah atas rasa keadilan rakyatnya yg terusik, dan saya merasa tidak ada yang salah dengan hal tersebut," tulisnya.

Kasus ini berawal saat Dwi, lewat akun Twitter @estiningsihdwi, me-retweet sebuah artikel berjudul 'Tiada Pahlawan Imam Bonjol di Dompet Kami Lagi' pada Senin (19/12) lalu. Gambar Imam Bonjol di uang Rp 5.000 yang baru saat ini memang digantikan oleh sosok guru besar Nahdlatul Ulama (NU), Dr KH Idham Chalid.

Sebut 'Pahlawan Kafir' Dwi Estiningsih: Sampaikan Kebenaran Sekalipun PahitFoto: Kronologi cuitan Dwi Estiningsih (Facebook/Dwi Estiningsih)

Dwi pun mengkritik Bank Indonesia (BI) dan pemerintah yang baru saja menerbitkan uang rupiah desain baru. Dia mengkritik 12 pahlawan yang gambarnya terpampang di uang rupiah baru. Dia menilai komposisi pahlawan di uang baru itu dari sisi agama tidak ideal, karena tidak mengakomodasi Islam sebagai mayoritas.

"Luar biasa negeri yang mayoritas Islam ini. Dari ratusan pahlawan terpilih 5 dari 11 adalah pahlawan kafir," tulis Dwi. Cuitan Dwi itu pun ramai direspons netizen dengan nada kritik.

Sebut 'Pahlawan Kafir' Dwi Estiningsih: Sampaikan Kebenaran Sekalipun PahitFoto: Kronologi cuitan Dwi Estiningsih (Facebook/Dwi Estiningsih)

Ada salah satu netizen yang mengingatkan Dwi bahwa pahlawan yang berjuang untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan hanya dari kalangan umat Islam. Dwi pun merespons kembali.

Sebut 'Pahlawan Kafir' Dwi Estiningsih: Sampaikan Kebenaran Sekalipun PahitFoto: Kronologi cuitan Dwi Estiningsih (Facebook/Dwi Estiningsih)

"Iya sebagian kecil dari nonmuslim berjuang, mayoritas pengkhianat. Untung sy belajar #sejarah," tulisnya.

Sebut 'Pahlawan Kafir' Dwi Estiningsih: Sampaikan Kebenaran Sekalipun PahitFoto: Dwi Estiningsih (Istimewa)

Dwi juga mencuitkan protes soal foto pahlawan nasional Cut Meutia di uang baru pecahan Rp 1.000 kertas yang tidak memakai jilbab. "Cut Meutia, ahli agama & ahli strategi. Bukan ahli agama bila tak menutup aurat #lelah," tulisnya.

Sebut 'Pahlawan Kafir' Dwi Estiningsih: Sampaikan Kebenaran Sekalipun PahitFoto: Kronologi cuitan Dwi Estiningsih (Facebook/Dwi Estiningsih)

Dwi dalam pernyataannya di Facebook itu juga membantah pernyataan pengacaranya, Iwan Satriawan, yang menyebut dia akan meminta maaf kepada pihak yang melaporkannya ke polisi. Dia menegaskan tidak pernah menyatakan hal tersebut.

Baca juga: Dwi Estiningsih Bantah Pernyataan Pengacara Soal Minta Maaf ke Pelapor






(hri/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads