"Unsur yang terlibat dalam pencarian saat ini KRI Diponegoro, KRI Layang, KRI Sidat, KRI Ahmad Yani, KRI Arun, KRI Lambung Mangkurat," ungkap Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AL Laksma Gig Sipasulta kepada detikcom, Sabtu (24/12/2016).
Tak hanya armada laut, TNI AL juga menerjunkan kekuatan udaranya. Yaitu pesawat Pesud P-862 dan Pesud P-615.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa ini berawal saat KRI Layang menemukan adanya KIA dengan bendera Filipina bernama Kapal Nurhana memasuki wilayah perairan Indonesia, Selasa (13/12). Kapal Nurhana ternyata tidak memiliki dokumen lengkap dan hendak dibawa ke pangkalan angkatan laut (lanal) terdekat, yakni Lanal Melonguane, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara.
KRI Layang, yang menangkap kapal ilegal, lalu mengangkut kru dan penumpang Kapal Nurhana. Hanya tiga ABK yang disisakan untuk mengemudikan kapal hingga ke Lanal Melonguane. KRI Layang, yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) Agus Susatya, menurunkan empat krunya untuk mengawal Kapal Nurhana sampai ke lokasi.
Sejak awal tim kawal hilang kontak, KRI Layang melakukan pencarian. Kapal tersebut akhirnya berkoordinasi dengan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim) untuk melakukan pencarian besar-besaran. Hingga saat ini tim kawal yang berada di KIA Nurhana belum juga ditemukan. Pencarian masih terus berlanjut.
"Mohon dukungan dan doa agar empat ABK KRI Layang dapat ditemukan dengan selamat," tutur Gig.
Empat kru KRI Layang yang hilang terdiri atas 1 perwira, 1 bintara, dan 2 tamtama. Mereka adalah:
1. Letda Laut (P) Faisal Dwi A.R. Asal: Jakarta (Kepala Tim Kawal)
2. Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto. Asal: Surabaya
3. Kelasi Kepala (KLK) Amo Dian Mahendra. Asal: Gresik
4. Kelasi Dua (KLD) Isy Badnur Rohim. Asal: Madura (elz/hri)