Awal mula pengamanan gereja oleh organisasi sayap Nahdlatul Ulama (NU) itu diceritakan oleh mantan Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid, kepada detikcom, Jumat (23/12/2016).
"Gus Dur dulu yang perintahkan Banser jaga gereja waktu Natal," kata Nusron.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kamu niatkan jaga Indonesia bila kamu enggak mau jaga gereja. Sebab gereja itu ada di Indonesia, Tanah Air kita. Tidak boleh ada yang mengganggu tempat ibadah agama apapun di bumi Indonesia, kata Gus Dur," kata Nusron menirukan perintah Gus Dur saat itu.
Perintah itu datang dari Gus Dur, tak terlalu lama setelah ada kerusuhan dan pembakaran gereja di Situbondo, Jawa Timur. Sebagaimana diketahui, kerusuhan itu terjadi pada 10 Oktober 1996. Saat itu Nusron belum menjadi pimpinan teras Ansor, melainkan sebagai aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Universitas Indonesia (UI). Kebetulan Nusron sering berkunjung dan 'ngaji pergerakan' ke tempat Gus Dur.
Maka sejak momen perintah Gus Dur itulah sebuah tradisi baru GP Ansor muncul, yakni mengamankan gereja saat Natal. "Sejak diperintah itu, Cak Anam (Ketua Ansor Jatim saat itu) langsung memerintahkan seluruh Banser Jatim untuk menjaga gereja lengkap dengan dalil-dalil dan ayatnya," kata Nusron.
Saat Nusron menjadi Ketua Umum GP Ansor, Gus Dur telah wafat. Namun perintah Gus Dur tetap dipegang teguh, termasuk sebagai senjata untuk menghadapi pihak-pihak yang tak setuju dengan langkah pengamanan gereja oleh Umat Muslim ini.
"Yang kita jaga itu Indonesia. Jangan lihat gerejanya. Kalau ada kiyai dan habaib yang masih ngeyel, saya jawab bahwa saya dipesenin Almarhum Gus Dur dan diperintah Habib Luthfi," tandas Nusron.
Haul ke-7 Almarhum Gus Dur jatuh pada malam ini. Acara peringatan akan digelar di Kompleks Al-Munawwaroh Jalan Warung Silah 10 Ciganjur, Jakarta Selatan. Haul ke-7 Gus Dur kali ini mengambil tema Ngaji Gus Dur: Menebar Damai Menuai Rahmat.
(dnu/tor)











































