Menurut keterangan Kadispen Armada Timur (Armatim) TNI AL Letkol (KH) Maman Sulaeman, peristiwa berawal saat KRI Layang yang berada di bawah jajarannya melaksanakan Operasi Siaga Yudha-16. Itu adalah operasi patroli di perbatasan Indonesia-Filipina.
Pada Selasa (13/12), KRI yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) Agus Susatya tersebut melihat ada kapal ikan asing (KIA) berbendera Filipina masuk ke wilayah perairan Indonesia. KRI Layang langsung mengejar dan melakukan pemeriksaan terhadap KIA bernama Nurhana itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapal Nurhana dianggap melakukan pelanggaran dan harus dibawa ke pos TNI AL terdekat untuk diperiksa lebih lanjut. Sesuai prosedur, sebagian awak dan penumpang kapal itu diangkut ke KRI. Sisanya tetap berada di Kapal Nurhana dengan pengawalan sejumlah kru KRI Layang. Rencananya, kapal tersebut akan dibawa menuju Lanal Melonguane, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara.
Empat kru KRI Layang, menurut Maman, mengawal nakhoda, teknisi mesin, dan juru masuk di Kapal Nurhana. "Harus berlayar ke lanal terdekat dengan dikawal 4 kru dari KRI Layang," imbuhnya.
KRI Layang dan Kapal Nurhana lalu berpisah karena KRI Layang harus melanjutkan patroli sektor menyusuri perbatasan ZEEI. Sebab, dari informasi kru Kapal Nurhana, tak jauh dari lokasi penangkapan juga ada 10 KIA Filipina tengah berlayar di perairan Indonesia.
Selama beberapa waktu, KRI Layar masih dapat berkomunikasi dengan tim kawal yang dipimpin oleh Letda Laut (P) Faisal Dwi Andarta R di Kapal Nurhana. Tim kawal dan ABK di Kapal Nurhana juga telah dibekali bahan makanan untuk 4-5 hari.
"Rencananya kapal akan tiba di Lanal Melonguane pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 12.00 WIT," kata Maman.
Namun ternyata sehari setelah penangkapan, KRI Layang kesulitan berkomunikasi dengan tim kawal. Hingga akhirnya KRI Layang menyusul dan mencari Kapal Nurhana karena kehilangan kontak. Sempat sekali berkomunikasi meski tidak jelas dengan tim kawal, KRI Layang tak lagi mendapat informasi hingga Kamis (15/12).
"KRI Layang terus melakukan pencarian. KRI Layang pada 16 Desember 2016 berkoordinasi dengan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim) untuk melakukan pencarian," Maman menerangkan.
Hingga saat ini TNI AL masih melakukan pencarian dengan mengerahkan sejumlah kekuatan. Namun belum ada tanda-tanda lokasi Kapal Nurhana.
"Hasil masih sama, KIA Nurhana belum bisa ditemukan," tutup Maman. (elz/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini