"Kalau cita-cita kita menjadi 3 besar itu sah-sah saja," ungkap Oesman di kediamannya di Jl Karang Asem Nomor 34, Kuningan, Jakarta, Kamis (22/12/2016). Saat ini Hanura berada di posisi ke-10 dalam urutan pemenang pemilu dan di DPR, anggota fraksinya adalah yang paling sedikit.
Setelah Oesman terpilih secara aklamasi menjadi ketum, ada 34 anggota DPD yang bergabung dengan Hanura. Oesman sendiri merupakan Wakil Ketua MPR dari unsur DPD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak juga dari partai politik mendatangi saya untuk bergabung. Dengan semangat apa yang diharapkan oleh Partai Hanura. Saya enggak marah kalau semua mau ikut Hanura. Itu rakyatnya cerdas. Jadi partai ini kan terbuka untuk umum," terang Oesman.
Sebagai ketum baru, dia pun menyatakan siap bekerja sama dengan partai-partai lainnya. Oesman menyebut akan melakukan berbagai terobosan untuk membuat Hanura semakin berjaya lagi di kancah nasional, termasuk melakukan regenerasi.
"Harus diregenerasi. Karena ketum lalu anak istrinya masuk partai itu. Anak saya juga bisa aja. Jadi harus diregenerasi. Sekarang anak-anak muda dia, modern, ikut Partai Hanura. Karena anak mudalah yang punya hati nurani. Biarkan mereka berkreasi sendiri. Biarkan mereka pilih sesuai hati nurani sendiri," urainya.
"Dan itu dengan tulus, dengan hati nuraninya bergabung bersama-sama. Jadi Anda kalau gabung dengan saya, ini saat yang tepat," tambah Oesman.
Senator yang juga pengusaha tersebut mengaku siap bekerja sama dengan partai-partai lain. Termasuk kepada elite-elite partai dan tokoh negara. Oesman tampaknya akan melakukan safari politik dengan melakukan berbagai kunjungan.
"Saya akan hubungi para parpol itu sebagai teman seperjuangan. Kan kita mau membangun bangsa, enggak mungkin sendiri-sendiri. Saya menghormati semua partai di Indonesia," papar dia.
Tak lupa, Oesman mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Wiranto. Menteri Koordinator Polhukam tersebut memilih mundur sebagai Ketum Hanura karena ingin fokus pada tugasnya di pemerintahan.
"Saya berterima kasih kepada Pak Wiranto, sebagai tokoh dan pendiri Partai Hanura. Dia mampu melakukan kompromi untuk bermufakat. Mengambil keputusan yang diberikan presiden RI," tutup Oesman. (elz/bag)