"Harus keluar daya kritis kita. Cek sumber di Google, kalau enggak benar jangan dishare," ucap Tito saat menyampaikan kuliah umum di Bale Sawala Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran (Unpad), Jalan Raya Bandung-Sumedang, Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (22/12/2016).
Informasi hoax yang muncul di medsos kerap kali menjadi viral. Sudah sepatutnya, sambung Tito, para netizen dapat menyaring secara bijak aneka kabar berupa teks, foto dan video yang begitu gampang diakses publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mewanti-wanti agar netizen tidak menyuarakan ujaran kebencian melalui sarana medsos. Kebebasan berekspresi lewat medsos juga diminta jangan kebablasan, seperti menyebarkan konten yang melanggar aturan hukum.
Tito menjelaskan, pihaknya memiliki langkah-langkah untuk menangkal dan meminimalisir informasi-informasi di medsos yang meresahkan masyarakat.
"Kita akan melakukan penegakan hukum, sudah ada yang kita tangkap (karena bermasalah di medsos). Lalu memperkuat kapabilitas Unit Cyber dengan undang-undang, tapi tidak membatasi kebebasan," ucapnya.
Selain itu, Tito akan mencoba mengadopsi cara Rusia dalam menetralisir informasi atau berita tidak benar. "Nanti berita (dipastikan) hoax itu ditumpahin lagi semuanya ke medsos. Sehingga masyarakat jadi enggak percaya, lalu kembali ke media mainstream yang lebih terpercaya," sebutnya. (bbn/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini