Sopir dan Kenek Kadang Patungan Beli Klakson Bus Telolet

Sopir dan Kenek Kadang Patungan Beli Klakson Bus Telolet

Nograhany Widhi K - detikNews
Kamis, 22 Des 2016 14:30 WIB
Foto: Fenomena
Jakarta - Klakson bus telolet merupakan klakson modifikasi. Tak jarang, sopir dan kenek bus patungan membeli.

"Kalau bawaan dari pabrikannya itu klakson biasa. Cuman itu awalnya telolet itu kalau nggak salah dari Arab atau mana untuk mengusir onta itu loh, dimodifikasi di sini, jadi ada banyak lagu, 6 tombol sampai 12 tombol. Itu kreativitas driver dan kenek sendiri, kadang mereka patungan untuk beli klakson telolet itu," ujar Ketua Bis Mania Community (BMC) Arief dalam perbincangan dengan detikcom pada Kamis (15/12/2016) lalu yang ditulis kembali Kamis (22/12/2016).

Teknologi modifikasi klakson, Arief yang warga Jepara dan sering menjadi komuter Jepara-Jakarta-Jepara dengan naik bus ini mengatakan, sudah menjumpainya sejak 2013 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tiga atau empat tahun lalu. Sudah lama. Waktu itu saya menjumpainya di bus Efisiensi rute Yogya-Purwokerto," jelas dia.

Mengenai sopir dan kenek yang patungan demi membeli bus telolet, juga dibenarkan oleh Manajer Komersial PO Efisiensi, Syukron Wahyudi.

"Ada cerita itu (sopir-kenek patungan beli klakson telolet) betul. Bahkan satu-dua kru kami juga seperti itu. Aslinya kan 3 corong, ditambahkan lagi jadi 6, 8 corong, suaranya jadi bervariasi. Ya itu nggak masalah, bagi kru busnya mungkin itu 'harga jual' dia juga," tutur Syukron sambil terkekeh.

Alat klakson telolet yang dipasangkan pada bus Efisiensi diimpor langsung dari Saudi dengan harga di atas Rp 5 juta. Namun, Syukron mengatakan kini banyak produksi klakson telolet buatan lokal yang dengan harga di bawah Rp 3 juta.

Klakson telolet sendiri mulai dipasangkan di bus Efisiensi sebagai penanda ciri khas sekitar 2002-2004 saat pemiliknya Teuku Erry Rubihamsyah tertarik mendengar suara klakson telolet dari bus dan truk di Arab Saudi. Kemudian klakson bus itu dipasangkan pada armada busnya sebagai pemberi ciri khas. Saat awal-awal bus dipasang klakson telolet itu, banyak masyarakat merespons negatif.

"Banyak masyarakat merespons negatif di daerah tertentu, sopir kami arahkan untuk tidak membunyikan klakson yang telolet, klakson standar busnya saja," paparnya.

Namun, rupanya kegemaran masyarakat berubah sejak 4 tahun terakhir. Klakson telolet tersebut digemari, warga malah meminta membunyikan klakson itu. Kini semua armada bus Efisiensi dilengkapi 2 klakson, klakson standar dari pabrikan dan klakson telolet.



(nwk/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads