Mereka hanya memakai ija sawak (selendang) atau sanggul yang menjulang ke atas. Jilbab sendiri di Aceh baru ramai dipakai setelah Tanah Rencong resmi menerapkan Syariat Islam sejak awal tahun 2002. Beberapa wanita pejuang Aceh juga terlihat tidak mengenakan penutup kepala seperti terlihat pada foto mereka yang dimiliki sejarawan.
"Bapak punya foto lama tentang pejuang Aceh. Dari foto itu (wanita Aceh) memang tidak pakai jilbab. Dulu hanya ija sawak ditaruh di atas kepala. Perempuan Aceh pakai sanggul," kata Rusdi saat dihubungi detikcom dari Banda Aceh, Kamis (22/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Cut Meutia tidak ada foto semasa hidupnya, yang ada cuma lukisan. Cut Meutia tewas tertembak Belanda pada tahun 1910," jelasnya.
Baca juga: Keluarga: Kami Terima Kasih Gambar Cut Meutia Ada di Uang Baru
Dari foto-foto yang dikoleksinya, Rusdi berkesimpulan wanita Aceh zaman dulu memang tidak mengenakan jilbab. Bahkan saat Laksamana Malahayati menyambut utusan Inggris, dia hanya menggunakan sanggul.
Rusdi memberi contoh pelajar dan mahasiswa Aceh pada masa dulu. Saat itu, mereka ke sekolah ataupun kampus dengan kepala terbuka.
"Dulu waktu anak-anak sekolah, waktu tahun 70-an, mana ada jilbab. Paling tutup kepala sedikit. Jilbab kan baru-baru ini baru setelah merdeka dan ada syaraiat Islam," tutur ketua Peutjut Sticthing-Fonds atau Peutjut Kerkhof untuk perwakilan Indonesia ini.
"Sejak ada ketentuan syariat Islam baru pakai jilbab karena sudah ada WH (Wilayatul Hisbah) ada polisi. Dulu tidak ada itu awal-awal kemerdekaan. Wanita Aceh tidak ada pakai jilbab dulu," tutupnya. (rna/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini