Omen menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. Di Lapas Cipinang itulah dia bertemu dengan si Raja Keong alias Bhakti Rasna alias Abu Haikal, murid Dulmatin, yang merupakan otak serangan bom Bali I dan II.
Sejak 2011 itulah, Omen bergabung dengan jaringan teroris yang berencana melakukan sejumlah serangan di beberapa daerah di Indonesia. Meski belum lama bergabung dengan kelompok teroris, Omen ternyata piawai meracik bom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Omen juga menyebarkan cara membuat bom melalui Telegram dengan akun FUCK_APPS, yang disebar dan diteruskan ke grup-grup jaringan teroris. Omen tewas dalam penggerebekan oleh Tim Detasemen Khusus Antiteror Markas Besar Kepolisian RI di Setu, Babakan, Tangerang Selatan, pada Rabu (21/12/2016) kemarin.
Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengakui bahwa kelompok jaringan terorisme saat ini memanfaatkan dunia maya, baik untuk pelatihan maupun komunikasi. Tito menyebut Dian, yang berencana melakukan serangan di seputar Silang Monas, juga belajar meracik bom panci melalui internet.
"Ber-training, jadi latihan yang enggak lagi fisik latihannya cukup menggunakan online cara membuat bom seperti kemarin kelompok Solihin, itu online-online belajarnya bom pancinya bagaimana ini. Itu yang membuat mereka," kata Tito kepada wartawan di Jakarta, Rabu (21/12/2016) kemarin.
"Ini memprihatinkan dunia maya kita. Memang rekrutmen sekarang adanya media sosial mereka istilahnya cyber terrorism jadi bergerak melalui cyber lakukan rekrutmen pelatihan jadi cyber terrorism. Setelah itu, mereka pendanaannya melalui online juga ada yang menggunakan Bitcoin, malah uang dunia maya," kata Tito.
(erd/fjp)