"Tasnya itulah yang digunakan oleh pelaku, yang tengah kita selidiki," kata Kapolres Gianyar, AKBP Waluya, melalui pesan singkat kepada detikcom, Rabu (21/12/2016).
Tas tersebut dinyatakan hilang oleh Mark pada tanggal 18 November 2016. Ia baru melaporkan kehilangan pada Selasa (20/12) kemarin di Polsek Ubud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku menyimpan benda yang menyerupai bom, isinya termasuk 4 buah mercon," ujar Waluya.
![]() |
Kini, polisi tengah memeriksa saksi-saksi dari warung makan di Jl Raya Lungsiakan, Ubud, Bali, tempat ditemukannya tas punggung hitam itu. Polisi juga memeriksa saksi dari restoran tempat Mark mengaku kehilangan tas.
Diketahui material dari dalam tas tersebut adalah bubuk mercon untuk kembang api di dalam pipa atau tabung, solar panel berukuran 15 Γ 10 cm yang dirangkai sedemikian rupa menyerupai bom.
Isi tas itu juga ada dompet, gunting kuku, surat izin mengemudi internasional, dan paspor. Rangkaian mirip bom itu diduga mampu meledak dengan skala low explosive berpemicu panas matahari, namun sudah dibantah oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
"Bukan bom saya dengar, tas biasa milik WNA yang ketinggalan isinya obat-obatan kemudian ada HP, dan lain-lain. Jadi bukan bom," ungkap Tito pada Selasa (20/12) kemarin. (vid/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini