"Melalui CLC ini, kita berharap anak-anak pekerja Indonesia bisa mengikuti pendidikan sesuai dengan kurikulum yang terdapat di sekolah-sekolah Indonesia," kata Bahagian Pendidikan Swasta Kementerian Pendidikan Malaysia (BPS-KPM) Encik Ahmad Lotfi Zubir dalam keterangan yang diterima detikcom dari KBRI Kuala Lumpur, Rabu (21/12/2016).
Pengakuan pemerintah Malaysia ditandai dengan penyerahan resmi Surat Kelulusan Pembentukan (SKP) pada 20 Desember 2016 di Miri Bintulu, Sarawak. SKP diserahkan Ahmad Lotfi kepada masing-masing pengurus PKBM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Semoga di masa akan datang akan lebih banyak lagi CLC yang bisa dibentuk dan dioperasikan, mengingat masih banyak anak pekerja WNI di Sarawak yang belum mendapatkan akses pelayanan serupa," ujar Jahar Gultom.
Adanya pengakuan membuat Kemendikbud bisa mengirim guru-guru profesional untuk mengajar di Sarawak. Sudah ada 16 guru profesional yang siap dikirim ke semua CLC di Sarawak. Hingga Desember 2016, tercatat ada 884 pelajar Indonesia Tingkat SD dan SMP dengan jumlah guru 29 orang. Kurikulumnya mengikuti kurikulum Indonesia dan menginduk pada Sekolah Indonesia Kota Kinabalu Sabah.
"InsyaAllah, pada tahun 2017 nanti, semua CLC di Sarawak sudah memiliki guru yang dikirim dari Jakarta sehingga bisa meningkatkan lagi kuantitas dan kualitas pendidikan bagi anak-anak kita di sini," jelas Jahar. (rna/tor)