Di hari yang sama setelah ditelepon Irman, Djarot langsung menghubungi Memi hingga akhirnya perusahaan Memi mendapat kuota pembelian gula. Ditanya majelis hakim tipikor, Djarot yakin kuota 1000 ton yang didapatkan perusahaan Memi tak dipengaruhi oleh telepon dari Irman Gusman sebelumnya.
"Sebegitu peduli saudara?" tanya hakim Anshori kepada Djarot saat Djarot menjadi saksi untuk Irman Gusman di Pengadilan Tipikor, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan karena sebelumnya telah ditelepon Pak Irman Gusman?" tanya Anshori lagi.
"Insya Allah tidak Bapak," jawab Djarot.
"Yang saudara alami saja disampaikan," lanjut Anshori.
"Tidak Bapak," tegasnya.
Djarot menjelaskan, secara kebetulan Irman Gusman menelepon 2 hari setelah gula impor baru saja tiba di gudang di Kepala Gading, Jakarta. Bulog juga kebetulan tengah mencari distributor untuk mendistribusikan gula tersebut.
"Ini secara kebetulan pada saat saya butuh orang untuk mau mendistribusikan gula dengan cepat. Kemudian ada informasi yang kebetulan diberikan Pak Irman Gusman, menurut saya ini peluang untuk saya bisa segera bertindak cepat," ujar Djarot.
"Kami baru memiliki gula 20 Juli. Itu gula pertama masuk gudang di Kelapa Gading, Jakarta. Artinya, pada saat telepon tanggal 22 tersebut, untuk saya merupakan sesuatu yang sangat kebetulan, saat gula ada, harga tinggi, kemudian ada informasi tentang yang katanya pengusaha yang baik. Makanya menurut saya ini peluang yang harus saya explore yang harus saya tindaklanjuti," jelasnya.
Djarot menegaskan, tak ada pengaruh tekanan dari Irman Gusman hingga membuat Memi mendapat kuota pembelian gula impor.
"Pengaruh tekanan tidak ada, adanya pengaruh kesempatan. Di saat saya membutuhkan ada informasi tersebut," tegasnya. (rna/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini