"Belum waktunya, masih jauh sekali. Dan saya tidak setuju, ya," kata Ryamizard kepada wartawan di Lapangan Imam Bonjol, Padang, Sumatera Barat, Senin (19/12/2016).
Dia menjelaskan, akan rawan keributan jika tentara memiliki hak pilih. Karena itu, hal tersebut harus dihindari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, sistem Pemilu saat ini sudah sesuai. "Sekarang kan bagus," ucapnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, ada kemungkinan anggota TNI akan mendapatkan hak pilih. Wacana itu disampaikan saat rapat bersama Pansus RUU Pemilu pada Selasa (13/12/2016).
Diberikan atau tidak hak pilih akan diputuskan setelah evaluasi Pemilu Serentak 2024. Tahun 2024 dianggap sebagai tahun yang krusial.
"Saya pikir di tahun 2024 kan ada Pemilu serentak, setelah itu baru dievaluasi apakah TNI harus ikut memilih atau tidak memilih," kata Gatot di Gedung DPR, Selasa (13/12). (aik/erd)