"Saya tidak memaki-maki Djarot. Saat pendemo teriak-teriak, saya bilang, 'Tenang-tenang'. Sampai Djarot naik mobil dan pergi, saya tidak teriak," kata Naman di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, Jalan Letjen S Parman, Slipi, Jakarta Barat, Senin (19/12/2016).
Naman juga menjelaskan bahwa saat itu dirinya hanya datang untuk menyampaikan aspirasi kepada Djarot agar diteruskan kepada calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ia menyatakan hal itu merupakan spontanitasnya saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian menambahkan bahwa dirinya hadir di lokasi karena mendengar ada teriakan warga yang menyatakan Ahok datang. Naman juga mengatakan melihat ada rombongan yang membawa spanduk mengikuti kehadiran Djarot.
"Saya tahu ada kampanye karena ada orang mengatakan, ada Ahok, ada Ahok. Saya keluar, kemudian duduk di warung kopi, tak lama kemudian rombongan lewat menggunakan mobil. Rombongan yang ada di sebelah saya membawa spanduk, kemudian ngikutin," jelas Naman.
Naman, yang berprofesi sebagai tukang bubur, menegaskan dirinya bukanlah pimpinan dari massa yang melakukan demo saat kedatangan Djarot. "Saya tidak mengaku sebagai komandan, saya tidak mengacungkan tangan. Tapi, saat saya jalan, Djarot juga jalan ke arah saya. Saya disalami, lalu diajak ngomong," tegas Naman.
Saksikan video menarik dari 20detik lainnya di sini:
(HSF/imk)