Temukan Ketenangan di Kebun Persahabatan Purwakarta

Jakarta - Hiruk pikuk kehidupan perkotaan tak pelak membuat sebagian orang mencari ketenangan sebagai liburan hingga ke daerah pelosok. Satu tempat yang pas untuk mencari ketenangan tersebut ada di Kabupaten Purwakarta.

Kebun Persahabatan yang berada di Kampung Panenjoan, Desa Salam Mulya, Kecamatan Pondok Salam, Kabupaten Purwakarta, bisa menjadi alternatif liburan di akhir pekan. Jaraknya yang hanya kurang dari 20 KM dari pusat kota Purwakarta membuatnya mudah untuk dijangkau.

Detikcom berkesempatan mengunjungi Kebun Persahabatan (16/12/2016). Awal kedatangan kita akan disambut dengan pintu gerbang besar yang selalu tertutup. Tapi jangan khawatir bukan berarti tempat tersebut tertutup untuk umum, cukup kita mendekat dan penjaga pun akan dengan senang hati membukanya.

Foto: Kebun persahabatan/ Tri detikcom

Kebun seluas kurang lebih 11 hektar itu saat ini menjadi tanggung jawab Bikkhu Bhante Yatiko. Dia sudah tiga tahun terakhir diberi tugas merawat, menata, dan membangun tempat yang dibeli dari uang umat Buddha.

"Iya namanya Kebun Persahabatan. Artinya kita ini semua sahabat tidak memandang agama, suku, ras, dan lainnya. Gratis tidak ada tiket-tiketan," jelas Bhante Yatiko.

Satu-satunya syarat untuk datang ke tempat ini adalah diwajibkan tidak membuat kegaduhan dan tidak memiliki niat buruk apa pun. Pasalnya kebun persahabatan sengaja dibuat sebagai tempat menenangkan diri bagi siapa pun yang membutuhkannya.

Tak jarang banyak masyarakat dari Agama Buddha mau pun agama lainnya sengaja datang ke tempat ini untuk melaksanakan ritual ibadah menurut kepercayaannya masing-masing secara tenang tanpa gangguan apa pun.

"Kebanyakan mereka pada meditasi di sini berhari-hari. Di sini kan suasananya tenang hanya ada kicau burung, suara jangkrik dan suara air," tuturnya.

Bhante Yatiko membeberkan, warga yang datang untuk bermeditasi tidak terpatok pada suatu tempat. Mereka dipersilahkan mencari tempat paling nyaman sendiri. Sebagai penunjang pihaknya juga telah menyiapkan 10 gazebo dan satu saung berukuran besar yang didatangkan langsung dari Jepara, Jawa Tengah.

Selain bebas melakukan aktifitas apa pun, jika datang ke tempat ini saat panen buah atau sayuran dipersilahkan untuk mengambilnya. Jangan khawatir soal kualitas, pasalnya semua tanaman di tempat ini menggunakan pupuk organik.

"Silahkan di sini banyak pohon buah mulai dari pisang, jeruk, durian, nangka, singkong, dan masih banyak lagi. Kalau mau ambil silahkan saja, gratis. Mau menginap juga silahkan saja," ungkap pria mantan kepala desa itu.

Foto: Kebun persahabatan/ Tri detikcom

Saat detikcom berkunjung ke tempat ini Bhante Yatiko dengan keramahannya mengajak berkeliling. Di awali dari bagian belakang areal kebun persahabatan. Di bagian ini terdapat rumah sederhana yang ditinggali oleh Bhante Yatiko. Sebenarnya Bhante Yatiko disiapkan rumah khusus yang lebih bagus dan besar namun dia memilih berdiam di tempat itu.

Bukan rumah Bhante Yatiko yang menarik perhatian detikcom, tapi bagian belakang rumah yang langsung terhampar 'lukisan' alam dengan beragam objek. Seperti nama daerahnya Panenjoan yang berarti tempat melihat, di sini seluruh areal Kabupaten Purwakarta bisa terlihat jelas lantaran kebun persahabatan berada di dataran tinggi.

Pemandangan mulai dari bangunan di perkotaan, gunung-gunung yang mengelilingi seperti Gunung Parang dan Gunung Bongkok, hingga kawasan Waduk Jatiluhur bisa terlihat jelas dari bagian belakang rumah Bhante Yatiko.

"Apalagi kalau malam, lampu-lampu terlihat jelas dan bagus," ucapnya.

Foto: Kebun persahabatan/ Tri detikcom

Di bagian depan kita akan disuguhkan pemandangan aneka tanaman yang tersusun rapi di berbagai taman yang dihiasi berbagai macam patung. Salah satu taman yang menarik perhatian adalah taman persahabatan yang terdapat patung dua gajah putih dan ikon cinta di tengahnya.

Di bagian taman tersebut selain dipenuhi tanaman juga sepanjang jalan terdapat kolam-kolam kecil berisi bunga teratai. Selain itu susunan berbagai bentuk dan ukuran guci tanah liat yang tersebar di taman menjadikannya nilai tambah. Tak pelak lokasi itu pun cocok bagi masyarakat untuk berfoto-foto.

"Ini belum selesai semua. Masih banyak lahan yang perlu ditata dan diperbaiki. Saya bersama warga masih bahu membahu merapihkannya. Saya hanya belajar dari pengalaman dan hoby saja, selebihnya itu mengalir saja," pungkas Bhante Yatiko. (rvk/rvk)