Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (16/12/2016). Adji mengatakan, proyek ITF sudah dimulai melalui pelelangan pada empat tahun silam namun diberhentikan.
"Sebetulnya tiga empat tahun lalu kita harusnya sudah mulai. Kita tahu ada namanya lelang Sunter tapi akhirnya dibatalkan. Memang rekomendasinya, ada ketidakkonsistenan dalam metode pemilihannya," jelas Adji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga pada 2016, Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2016 tentang Perencanaan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah dirilis oleh Presiden Joko Widodo. Perpres tersebut mewajibkan pembangunan pembangkit listrik berbasis sampah di tujuh kota di Indonesia termasuk Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta menerbitkan Pergub No.5/2016 tentang pembangunan pengelolaan sampah. Pergub tersebut menugaskan dalam PT Jakarta Propertindo (JakPro) sebagai pembangun proyek ITF.
Kemudian setelah Pergub nomor 5/2016 diterbitkan, JakPro melakukan joint venture pelaksaan proyek ITF dengan Fortum Finland sebagai operator proyek ITF. Fortum Finland dipilih, disebutkan oleh Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono karena sudah menerapkan teknologi di negara di Eropa. ITF Sunter direncanakan mampu mengolah sampah 2.000 hingga 2.200 ton perhari.
"Kita sudah dapat jaminan dari Fortum karena mereka punya pengalaman lebih dari 30 negara, mereka sudah operasikan proyek pengolahan sampah ini di banyak tempat. Fortum bisa menawarkan 2.000 sampai 2.200 ton, dan ini luar biasa sekali terobosan teknologinya desainnya," jelas Sumarsono.
Rencananya, ITF Sunter akan dibangun di atas lahan 5,5 hektar dengan nilai investasi Rp 3 triliun. Sumarsono mengatakan bahwa pembangunan ITF akan berlangsung selama 28 bulan dan akan dioperasikan di 2019. Presiden Direktur PT Jakarta Propertindo, Satya Heragandhi mengatakan, ITF sunter juga diproyeksikan menghasilkan energi listrik. Dari pengolahan sampah 2.200 ton tersebut diproyeksikan mampu menghasilkan listrik 40 Megawatt (MW).
"Selain pengolahan sampah, ITF Sunter ini mampu menghasilkan energi listrik dengan kapasitas sebesar 40 MW. Pengolahan sampah dalam kota Jakarta ini menelan investasi 220 juta dollar AS atau sekitar Rp 3 triliun. Kami bangun dengan pola investasi BOT (Built Operated Transfer) selama 25 tahun," tutur Satya. (azf/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini