Perempuan Jadi 'Pengantin' Bom Bunuh Diri, Komnas Perempuan: Mereka Korban

Perempuan Jadi 'Pengantin' Bom Bunuh Diri, Komnas Perempuan: Mereka Korban

Andhika Prasetia - detikNews
Jumat, 16 Des 2016 08:00 WIB
Barang bukti pengungkapan kasus bom Bekasi (Foto: Bartanius Dony/detikcom)
Jakarta - Polri menyatakan jaringan kelompok teroris punya pola perekrutan untuk melancarkan aksinya. Salah satunya dengan cara merekrut perempuan untuk dijadikan 'pengantin'.

Komisioner Komnas Perempuan Mariana Amirrudin mengatakan, pihaknya masih mengkaji pola tersebut. Pada dasarnya, menurut Mariana, perempuan adalah korban.

"Komnas sendiri sedang mengkaji dan melihat mereka sebetulnya korban. Sama dengan kasus narkoba, tapi masih perlu dikaji lagi. Makanya perempuan dijadikan agen karena mereka mudah sekali dan tunduk bahkan atas nama cinta mereka bisa melakukan apa saja," kata Mariana melalui pesan singkat kepada detikcom, Kamis (15/12/2016) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena tak pernah boleh melawan ataupun menolak pada suami, atau kelompok, atau adat di lingkungannya," lanjutnya.

Menurut Mariana, perempuan diajarkan untuk menganggap pernikahan itu jalan suci, dan mereka juga diajarkan untuk tunduk patuh pada suami.

"Karena perempuan diajarkan menganggap nikah itu jalan suci dan mendapatkan pemimpin dalam rumah tangga, menganggap itu sebagai kemuliaan untuk tunduk dan patuh pada suami sebagai pemimpin. Itu sudah jadi doktrin dan budaya yang meluas yang dituntut kepada perempuan," ujar Mariana.

Sementara itu, Mariana mengatakan Komnas Perempuan belum menerima laporan soal calon 'pengantin' bom bunuh diri. "Belum (mendapat laporan), tapi biasanya kalau itu jadi wacana umum kami mengkajinya terlebih dahulu meski belum ada laporan," bebernya.

Sebelumnya, Polri menyatakan jaringan kelompok teroris memiliki perubahan pola perekrutan untuk melancarkan aksinya. Tidak hanya kaum lelaki, wanita juga direkrut untuk didoktrin melakukan aksi bom buhuh diri.

"Memang mereka sekarang rekrutmennya enggak hanya laki-laki, perempuan juga, perempuan didekati juga untuk sarana bom bunuh diri," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto saat dihubungi detikcom, Kamis (15/12).

Rikwanto menjelaskan, ada sejumlah alasan kelompok teroris merekrut wanita untuk jadi calon pengantin (orang yang membawa bom) yaitu karena wanta dianggap lugu, tidak mudah dicurigai dan bisa membaur ke mana saja.





(dkp/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads