"Memang dalam survei bisa diisi 800 orang tetapi masih anomali. Waktu survei dilaksanakan, misal rumah di satu alamat, terpilihlah si pemilik rumah. Tapi si pemilik rumahnya tidak ada, jadi yang mengisi kuesioner satpamnya, biar cepat. Karena yang survei juga sudah malas kalau menunggu responden yang terpilih, mau kapan bertemunya. Jadilah yang mengisi satpamnya," ungkap Indra saat diskusi LSI di Hotel Century Park Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (15/12/2016).
Indra menyontohkan saat pemilihan presiden 2014 posisi Prabowo Subianto kala itu masih mengungguli Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tetapi hasil tersebut berubah menjelang detik-detik pemilihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indra optimistis pada awal tahun 2017, tingkat rasionalitas pemilih Jakarta semakin tinggi. Dia mengatakan saat itulah merupakan titik balik bagi Anies bersama Sandiaga.
"Per 1 Januari 2017, tingkat rasionalitas Jakarta akan semakin tinggi. Akan kembali ke pilihan rasional. Di sana poin bagi Anies-Sandi," imbuh Indra.
Jumlah sampel dalam survei terbaru LSI sebanyak 800 orang. Metode yang digunakan multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 3,5 persen. Responden terpilih diwawancarai lewat tatapan muka. Quality control hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen. Populasi survei ini seluruh warga negara Indonesia di Provinsi DKI Jakarta yang memiliki hak pilih, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun. Survei dilakukan dari tanggal 3 Desember 2016 sampai 11 Desember 2016.
Hasilnya, elektabilitas Ahok unggul pada angka 32,9 persen. Agus Yudhoyono memperoleh 25,1 persen, dan Anies Baswedan 23,2 persen. Yang tidak tahu atau rahasia sebesar 18,8 persen.
(dkp/imk)











































