"Gage (Ganjil Genap) bagus kok, kemarin berkisar di angka 18 hingga 19 persen kok pengurangannya, kecepatannya juga demikian," kata Andri di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (15/12/2016).
Menurut Andri, jika tidak ada inovasi terbaru maka sistem transportasi di Jakarta akan tertinggal dari negara-negara lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena seberapa kuat kita. Katakan kita lihat itu satu satu. Udah bosen juga kan ngeliatnya. Seminggu sekali kita juga kita ganti petugasnya. Tetap aja enggak bisa. Jadi udah ketinggalan zaman lah Kita kalo seandaikan kita melakukan gitu gitu terus," imbuhnya.
Andri mencontohkan, negara yang sukses menerapkan teknologi untuk mengatur lalu lintas salah satunya yakni Korea Selatan. "Di Korea sudah pakai teknologi. Parkir sembarang, pulsa hilang aja," katanya.
Sebelumnya, untuk mengganti sistem ganjil genap, Pemprov DKI berencana untuk menerapkan sistem jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP). Namun Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengkritik sistem tersebut karena dianggap menghambat persaingan. (azf/nkn)