Di Jalan Raya Situ Wanayasa, Desa Wanayasa, Kecamatan Wanaysa, Purwakarta, tepatnya di Warung dan Taman Baca Bang Haji ada gerakan Balanja di Warung Tatangga (BDWT). Gerakan ini gencar mengkampanyekan agar masyarakat kembali 'mencintai' warung di daerahnya.
"Gerakan ini lebih pada memberdayakan masyarakat untuk kembali belanja di warung dibanding di mini market," jelas penggagas BDWT sekaligus pemlik warung dan taman baca, Ikhsan Firmansyah (37), saat berbincang dengan detikcom, Kamis (15/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Tri Ispranoto/detikcom |
Bahkan dari hasil kajiannya selama dua tahun terakhir, satu mini market rata-rata meraup uang warga mencapai Rp 1,2 miliar pada bulan biasa. Sementara pada Bulan Ramadan dan libur hari raya mencapai Rp 2,84 miliar.
Sementara omzet pemilik warung yang berjarak 1-2 KM dari minimarket menurun hingga 18,75%, jarak 200-800 meter menurun hingga 32,50%, dan 0-200 meter turun drastis hingga 61%.
"Sehingga secara umum omzet warung itu menurun sampai 37,42 persen," beber bapak dua anak ini.
Komunitas ini digagas oleh empat pemuda pemilik warung itu. Mereka sering melakukan sosialisasi terhadap warga agar kembali berbelanja di warung tetangga. Selain memberikan sosialisasi, komunitas ini pun memberikan pelatihan kemasan produk agar mampu bersaing ke depannya.
Ikhsan mengakui saat ini yang menjadi kendala salah satunya adalah kemasan produk dan kenyamanan. Sehingga sejak awal terbentuk, salah satu bentuk sosialisasi dan ajakan yang dia gaungkan adalah terkait kemasan produk dan kenyamanan warung.
"Jadi ketimbang beli sabun atau minyak mah gak usah sampai ke mini market, ke warung tetangga pun bisa. Soal harga juga saya yakin tidak jauh berbeda. Selain itu belanja di warung juga komunikasi antar warga terjalin, beda dengan mini market yang datang, pilih, bayar, dan pulang," beber lulusan perguruan tinggi swasta di Bandung jurusan komputer teknik itu.
Foto: Tri Ispranoto/detikcom |
Lebih lanjut, Ikhsan pun berharap pemerintah mendukung gerakannya tersebut agar tidak terlalu longgar memberikan izin pada mini market hingga ke pelosok. Izin seharusnya bisa diperketat dengan membandingkan luas wilayah dan jumlah penduduk.
"Sekarang ini di Wanayasa saja sudah ada delapan mini market. Menurut hitungan itu sudah terlalu banyak," tukas Ikhsan.
(ega/ega)












































Foto: Tri Ispranoto/detikcom
Foto: Tri Ispranoto/detikcom