"Mudah-mudahan kalau saya bisa jadi duta besar, saya mengembangkan kerja sama ekonomi yang lebih baik. Intinya apa yang bisa saya lakukan dalam bidang sosial, budaya, ekonomi dan juga politik bisa dijalankan," ujar Ikrar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2016).
Ikrar mengatakan hubungan antara Indonesia dengan Tunisia sudah terjalin sejak awal kemerdekaan Indonesia. Dia bercerita soal pahlawan Tunisia Habib Burquibah yang sempat diterima oleh Presiden pertama RI Sukarno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia, kata Ikrar merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki perwakilan diplomasi di Tunisia. Kemudian, Indonesia juga dipandang sebagai negara muslim terbesar.
"Indonesia merupakan satu-satunya negara yang di ASEAN yang memiliki perwakilan diplomatik di sana. Indonesia juga dipandang sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar," imbuh peneliti kajian politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini.
Ikrar berharap Indonesia dapat menjadi contoh dalam penegakan demokrasi. Kemudian, menurutnya pengembangan pariwisata juga penting.
"Bagaimana Indonesia bisa menjadi contoh agar bisa mengenakan demokrasinya, penegakan sistem hukumnya, kemudian hubungan parlemen dengan eksekutif, bagaimana Islam Indonesia itu, bagaimana kita mengembangkan pariwisata," bebernya.
Jika terpilih, Ikrar akan ditempatkan di KBRI Tunis. Selain Ikrar, ada empat calon lainnya yang menjalani fit and proper test sesi kedua hari ini di Komisi I DPR, yaitu:
1. Ferry Adamhar, diusulkan sebagai Dubes RI untuk Yunani di KBRI Athena;
2. Hasan Kleib, diusulkan sebagai Dubes RI untuk Swiss di KBRI Jenewa;
3. I Ngurah Ardiyasa, diusulkan sebagai Dubes RI untuk Sri Lanka di KBRI Kolombo; dan
4. Nur Syahrir Rahardjo, diusulkan sebagai Dubes RI untuk Bahrain di KBRI Manama. (dkp/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini