Cerita Kalapas Pakem Soal Penyelundupan HP dan Narkoba, Pakai Drone sampai Kondom

Cerita Kalapas Pakem Soal Penyelundupan HP dan Narkoba, Pakai Drone sampai Kondom

Sukma Indah Permana - detikNews
Selasa, 13 Des 2016 19:38 WIB
Cerita Kalapas Pakem Soal Penyelundupan HP dan Narkoba, Pakai Drone sampai Kondom
Foto: Sukma Indah Permana/detikcom
Yogyakarta - Beragam modus dipakai narapidana untuk bisa mendapat beragam benda ilegal mulai dari ponsel hingga narkotika. Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Pakem, Sleman, Erwedi Supriatno menceritakan beragam trik yang ditemuinya.

"Setiap narapidana yang keluar lapas, saat keluar masuk pasti digeledah. Setelah sidang kita mohon maaf, kita telanjangi juga, tapi mereka barangkali sudah lebih cermat lagi," ujar Erwedi dalam jumpa pers di kantor BNNP DIY Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta, Selasa (13/12/2016).

Pemeriksaan sudah sangat ketat. Tapi belum lama ini terungkap rencana penyelundupan narkoba dengan dibungkus kondom dan dimasukkan ke dubur tiga orang narapidananya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya digeledah, bahkan untuk mengantisipasi barang-barang terlarang masuk dengan disimpan di organ vital, narapidana juga harus menjalani stressing salah satunya dengan berjalan jongkok.

"Jadi saya kaget masih saja ada. Tapi tidak mungkin kita akan menggeledah begitu detail, nanti kami dianggap melanggar HAM," tuturnya.

Sanksi yang dikenakan bagi narapidana yaitu hilangnya hak salah satunya hak remisi dan juga kurungan sel pengasingan maksimal 12 hari.

Erwedi mengungkapkan penyelundupan barang-barang terlarang juga pernah terjadi bukan lagi hanya dengan dilempar dari luar tapi juga dengan menggunakan drone.

"Kami gencar melakukan penggeledahan, jadi suatu saat kita bongkar kloset isinya ada 20-an ponsel. Rupanya dibuang di situ," ujar Erwedi.

Menurutnya, ponsel dan narkoba adalah kesatuan. Jika masih ada ponsel masuk, berarti masih ada narkotika yang akan diselundupkan ke lapas.

Pihaknya bahkan pernah memasang alat pelacak sinyal. Namun hal itu belum menyelesaikan masalah.

"Pernah pakai jammer tapi bocor, lalu dikomplain warga di sekitar," tuturnya. (sip/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads