"Memperingati Hari HAM Sedunia ke-68, 10 Desember, kita jadikan momentum meneguhkan komitmen, tekad, dan aksi nyata dalam perlindungan HAM," tulis Jokowi lewat akun Facebook-nya seperti dilihat detikcom, Sabtu (10/12/2016).
"Kita masih ada pekerjaan rumah: kasus pelanggaran HAM masa lalu, konflik agraria, pelanggaran hak masyarakat adat, perdagangan manusia, dan kejahatan seksual serta kekerasan pada anak. Negara harus hadir dalam menjamin terselenggaranya hak-hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya seluruh warga negara," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Pertemuan Presiden Jokowi dengan Komnas HAM (Bagus Prihantoro Nugroho/detikcom) |
Karena itu, Presiden ingin menjadikan momentum Hari HAM ke-68 ini untuk memperkuat komitmen, tekad, dan aksi nyata dalam melakukan perlindungan terhadap HAM.
"Sesuai dengan amanah konstitusi, negara harus hadir dalam menjamin terselenggaranya hak-hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya seluruh warga negara," ujarnya.
Jokowi juga berpendapat bahwa pemenuhan HAM merupakan tanggung jawab yang harus dipikul bersama antara pemerintah pusat dengan daerah juga masyarakat. Butuh bantuan dan kemauan berbagai pihak untuk menyelesaikan berbagai permasalahan HAM.
"Mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung, sehingga tidak ada pendidikan anak-anak yang terabaikan, di bidang kesehatan juga sama. kita pastikan hari ini kurang lebih 88 juta Kartu Indonesia Sehat yang untuk keluarga yang tidak mampu," tutur Jokowi. (hri/ear)












































Foto: Pertemuan Presiden Jokowi dengan Komnas HAM (Bagus Prihantoro Nugroho/detikcom)