Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo itu diberi judul 'Seteru'. Ryamizrad mengatakan, lewat penayangan film itu, diharapkan nilai-nilai kesatuan akan tumbuh di tengah masyarakat khususnya generasi muda.
"Saya harapkan film ini mampu mentransformasi nilai-nilai kesatuan dan semangat bela negara. Ini menunjukkan bahwa seniman dan aktor juga punya peran dan bertanggung jawab dalam menumbuhkan nasionalisme," kata Ryamizard di Gedung Kemenhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Film ini mengisahkan dua sekolah yang saling membenci. Yang satu sekolah Internasional, satu lagi sekolah yang ada suku Jawa, Sunda, Batak," kata Hanung.
Lanjut Hanung, konflik dalam film itu terletak pada rasa benci yang sangat mendalam dan membuat pelajar-pelajar itu 'kesetanan' setiap melihat lawannya. Hingga akhirnya, mereka dipaksa mengikuti program kemiliteran dan dipimpin langsung oleh Letkol Rahmat yang diperankan oleh aktor Mathias Muchus.
"Pertama kali mendapat tugas ini, jujur saya enggak bisa tidur. Kementerian yang selama ini saya pikir jauh dari kegiatan kebudayaan, justru membuat film seperti ini," ujar Hanung.
"Ini menjadi inspirasi dan sikap nyata kami mencintai negeri ini yang mempunyai ragam suku budaya dan bahasa. Maaf kalau penjelasan saya sangat emosional, karena saya sangat mencintai negeri ini. Saya tidak ingin kemerdekaan ini hancur oleh ego kita," kata Hanung dengan suara bergetar.
Film ini merupakan hasil kerjasama Kemenhan, Dapur film dan bank BJB. Sejumlah aktor dan aktris muda seperti Yusuf Mahardika, Bio One, Rifqa Amalsyta turut ambil bagian dalam film yang akan tayang serentak di bioskop pada Februari 2017 itu. (kst/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini