Acara BDF ke-IX ini dihadiri oleh para tokoh dunia, peraih Nobel Perdamaian, para menteri luar negeri dan delegasi dari 94 negara dan organisasi internasional. Di hadapan tokoh-tokoh tersebut, Jokowi mengatakan dirinya menangkap adanya kekhawatiran dari negara-negara di dunia.
"Saya melihatnya bahwa pandangan ini tidak lepas, dari situasi dunia saat ini, konflik lama dan konflik baru terus berlangsung di sejumlah negara, termasuk perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina yang masih belum mendapat hasil yang diharapkan, berkembangnya dengan pesat paham radikalisme dan ekstrimisme di berbagai pelosok dunia, menurunnya rasa toleran dan kemauan untuk menerima perbedaan di banyak masyarakat dunia, bertumbuhnya aksi xenofobia," jelas Jokowi saat membuka BDF di Gedung Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Kamis (8/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam keadaan situasi inilah kita membutuhkan rasa optimis, optimisme yang dapat dihasilkan dari kita saling berbicara, optimisme yang dapat berkembang dari kita bertukar pikiran dan pengalaman, optimisme yang saya harapkan dapat tumbuh dari hadirnya kita semua di Forum Demokrasi Bali ini," kata Jokowi.
Dikatakan Jokowi, tema yang diangkat dalam BDF kali ini, yakni 'Agama, Demokrasi dan Toleransi' sangat relevan dengan situasi kawasan dan dunia saat ini.
"Karena kita memiliki keyakinan tinggi bahwa agama merupakan karunia Allah bagi semesta alam atau rahmatan lil alamin. Karena kita optimis bahwa demokrasi membawa kehendak rakyat dan kebaikan bagi umat manusia. Karena kita sadar bahwa toleransi diperlukan karena kita semua berbeda-beda," jelas Jokowi.
Jokowi juga mengatakan, sejak beradab-abad, agama memainkan peran penting bagi kehidupan umat manusia dan kehidupan sosial, ekonomi serta politik. Tidak kalah pentingnya, budaya saling menghormati dan sifat toleransi telah menjadi benang yang mempersatukan masyarakat dunia yang berbeda-beda.
"Dan saya yakin, bahwa kita semua yang berada di ruangan ini sepakat mengenai pentingnya arti demokrasi . Bagi suatu kehidupan bernegara. Bagi hubungan antar negara dunia. Maka tugas bagi kita semua di sini, adalah memastikan bagaimana demokrasi dapat bekerja dengan baik, mendukung stabilitas dan perdamaian dan mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat," katanya.
"Untuk tujuan itu, pemerintah perlu secara aktif mendorong sinergi antara demokrasi, agama, dan toleransi. Upaya itu hendaknya terefleksikan dalam semua kebijakan nasional. Karenanya, pendekatan top-down berupa peran aktif pemerintah menjadi kunci baik melalui good governance, supremasi hukum, yang sama pentingnya dengan upaya penguatan demokrasi dari akar rumput," pungkasnya. (jor/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini