"Sebagian besar anggota parlemen mendapatkan gaji dari profesinya, bukan sebagai politikus. Gaji anggota 20 dollar AS," kata Wakil Ketua Parlemen Kuba, Ana Maria Mari Machado saat menemui Wakil Ketua DPR, Fadli Zon dan 3 anggota, Daryatmo Mardiyanto (PDIP), Ahmad Zacky Siradj (Partai Golkar), dan Muhammad Syafii (Gerindra) di gedung Parlemen Kuba, Selasa (6/12/2016) waktu setempat atau Rabu (7/12) waktu Indonesia.
Delegasi DPR dan rombongan tersenyum mendengar pernyataan itu. Wajar, karena nominal sebesar itu bukan lagi minim, tapi sangat kecil. Bahkan bisa dikatakan tak berarti jika diberikan di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuba menerapkan sistem komunis dengan partai tunggal. Negara berpenduduk 11 juta jiwa di Karibia dan dan berdekatan dengan Amerika Serikat ini memiliki 620 anggota parlemen. Hampir semuanya memiliki profesi selain menjadi politikus. Ada yang jadi guru, mahasiswa, dan pekerja.
"Di sini, anggota parlemen tidak istimewa," jelas Ana yang didampingi perwakilan parlemen setingkat ketua komisi.
Gaji kecil bukan berarti anggota parlemen tak dapat hidup layak. Mereka mendapatkan subsidi sembako tiap bulan. Selain itu juga mendapatkan layanan kesehatan dan pendidikan gratis. Yang digaji penuh hanya 8 orang.
Fadli Zon sempat bicara soal gaji minim anggota parlemen Kuba. "Banyak sekali kekhususannya (Kuba), karena mereka sosialis-komunis. Penghasilan ekonomi penduduk kecil. Kita berharap nanti Kuba lebih terbuka untuk kesejahteraan rakyat," kata Fadli yang memimpin delegasi.
Usai berdiskusi dengan parlemen Kuba, delegasi DPR bertemu Wakil Menlu Kuba Rogelio Sierra Diaz. Pertemuan digelar terbatas. (trw/tor)