"Kalau KJP dicabut, kan memang perintah kita kalau anaknya berantem KJP dicabut. Kalau anaknya juga punya HP yang mewah kita cabut. Makanya kita mau selidiki," kata Ahok usai blusukan di Gang Teratai RT 02/RW 06, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (6/12/2016).
Dua orang tua yang mengadukan permasalahan KJP yang dicabut adalah Warini (59) yang memiliki anak bernama Nafis, siswa kelas 3 SD dan Santi (27), tante dari Winda kelas 2 SD. Keduanya bersekolah di SDN Cipete 03.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya kita mau cek, bisa jadi oknum gurunya jahat, kepala sekolahnya jahat, sengaja dipotong supaya orang tua marah. Kamu kira semua guru demen (suka) ama saya? Engga demen juga," tegas Ahok.
Ahok juga berpesan kepada warga agar melaporkan kepada dirinya bila ada pihak-pihak yang mempersulit pembuatan KJP. Hal tersebut karena Ahok tidak tahu siapa saja oknum lurah yang bermain dalam pembuatan KJP. Apalagi dirinya tahu tidak semua lurah di Jakarta suka dengan kepemimpinannya. Terlebih lagi selama Ahok memimpin Jakarta, banyak potensi korupsi yang ditutup oleh Ahok.
"Tinggal lapor pada kami sebetulnya, kan saya enggak tahu di bawah itu siapa yang main. Saya enggak tahu oknum lurah mana yang main. Kamu biasa korupsi gede, pungut duit gede di sekolah, tiba-tiba sama Ahok enggak boleh pungut, akhir tahun enggak boleh pungut, kamu dendam enggak sama Ahok? Pasti dendam," tutur Ahok. (bis/bag)