Hari ini, Selasa (6/12/2016), Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, memanggil beberapa perwakilan warga. Warga tersebut diberi tugas baru mengurusnya menjadi objek wisata.
"Ada 16 warga yang kita angkat menjadi THL. Tugas mereka nanti menjadi pemandu wisata sekaligus menjaga habitat monyet-monyet. Mereka mulai sekarang adalah pawang monyet," jelas Dedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membekali 16 orang tersebut ilmu, Dedi pun segera memberangkatkan mereka ke Bali. Mereka nantinya akan belajar mengenai kepariwisataan berbasis alam yang menjadi komoditi utama di Bali.
Salah satu tempat 'sekolah' mereka nantinya adalah Monkey Village di Ubud, Bali. Tempat tersebut, kata Dedi, sangat mirip dengan kondisi alam dan monyet-monyet yang berada di Kampung Jatimekar.
"Nantinya Jatimekar akan menjadi daerah wisata sekaligus konservasi. Jadi tidak boleh ada lagi perburuan. Tapi masyarakat harus diajak hidup berdampingan, sehingga roda perekonomian bisa berjalan tanpa merusak alam," katanya.
Dedi mengatakan, salah satu keuntungan warga hidup berdampingan adalah tumbuhnya sektor perekonomian baru. Mulai dari pedagang makanan, souvenir, hingga penjual makanan khusus diberikan pada monyet-monyet.
"Jatimekar pun nanti akan menjadi titik awal atau gerbang wisata jalur lingkar barat yang melingkar sepanjang Jatiluhur," ungkapnya.
Sementara itu salah seorang warga yang akan disekolahkan ke Bali, Efendi (62), mengaku senang dengan langkah Bupati Dedi yang menindaklanjuti keluhan warga menjadi solusi dan nantinya bisa menguntungkan masyarakat luas.
"Kalau monyet-monyet itu memang sering turun berkelompok. Jumlahnya ada ratusan bahkan ribuan. Biasanya turun itu pagi dan sore," tuturnya.
Dia berharap segera belajar pengelolaan pariwisata ke Bali agar bisa diterapkan di Kampung Monyet. "Mudah-mudahan nanti kalau penataannya sudah bagus, masyarakat banyak yang datang, dan ekonomi warga semakin bagus," pungkas Efendi. (ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini