"Sampai sore ini, masyarakat yang ikut partisipasi doa bersama di Monas kurang lebih 2.100," kata Kapolda Irjen Pol Anton Setiadji di sela Apel Gelar Pasukan dalam rangka antisipasi unjuk rasa 2 Desember 2016, di halaman kantor Gubernur Jawa Timur, Jalan Pahlawan, Surabaya, Kamis (1/12/2016).
Kapolda menerangkan, aparat kepolisian tidak menghalang-halangi atau melarang warga Jawa Timur yang ingin melaksanakan doa bersama di Monas pada 2 Desember besok. Polisi hanya mengecek dan memastikan warga Jatim yang berangkat adalah benar-benar aman, tidak membawa barang berbahaya, senjata tajam maupun narkoba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak pernah menghalangi saudara kita yang berangkat ke Jakarta. Kita hanya ingin memastikan saja, jangan sampai membawa narkoba, bahan berbahaya, yang bisa membahayakan diri sendiri atau orang lain, dan itu memicu saudara kita melakukan tindakan lain," terangnya.
Anton menambahkan, jika sudah berkumpul banyak orang, maka psikologi massa yang akan bermain. Kapolda berharap, warga Jatim tidak ikut terpengaruh melakukan tindakan yang bisa membahayakan diri sendiri atau orang lain.
"Kalau sudah kumpul masyarakat banyak, individu ini psikologi massa yang bermain di sana. Sehingga kami sarankan warga Jawa Timur yang berada di Jakarta. Tolong, jaga diri masing-masing. Karena yang menghadapi polisi dan tentara Jakarta bukan polisi tentara Jawa Timur. Kalau kita mengerti semua mereka," tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Jatim yang menjadi inspektur upacara apel gelar pasukan ini menyampaikan, suasana di Jawa Timur aman terkendali. Tapi efek dari Jakarta menjadi bagian untuk menenangkan masyarakat Jatim.
"Bukan berarti Jawa Timur dalam kondisi tidak tenang. Tapi justri dalam rangka ketenangan lanjutan setelah tanggal 2, itu bagian penting untuk menjaga Jawa Timur," kata Gubernur Soekarwo. (roi/rvk)