Catatan KNKT Soal Kecelakaan Transportasi 6 Tahun Terakhir

Catatan KNKT Soal Kecelakaan Transportasi 6 Tahun Terakhir

Galang Aji Putro - detikNews
Rabu, 30 Nov 2016 17:17 WIB
Foto: Rilis KNKT
Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis data hasil investigasi kecelakaan transportasi sejak tahun 2010 hingga 2016. Apa saja catatannya?

Hasil investigasi kecelakaan yang diumumkan oleh KNKT meliputi kecelakaan transportasi perkeretaapian, penerbangan, pelayaran, dan LLAJ.

"Selama kurun 2010 hingga 2016, kami menemukan 35 kecelakaan perkeretaapian di Indonesia dengan korban meninggal sebanyak 55 jiwa dan 240 orang mengalami luka-luka. Jumlah kecelakaan tersebut lebih banyak disebabkan karena rel anjlok sehingga kereta terguling, yaitu terdapat 24 kejadian," ungkap Suprapto, Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian di Aula KNKT di Gedung Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suprapto mencontohkan kecelakaan yang terjadi pada KA 3008 kereta api batu bara tanpa muatan yang berangkat dari Stasiun Tarahan menuju Stasiun Prabumulih dengan rangkaian 3 lokomotif dan 60 gerbong terbuka.

"Dalam perjalanan, KA tersebut anjlok keluar dan menyebabkan asisten masinis di lokomotif terdepan meninggal dunia. Kami menyimpulkan, kecelakaan tersebut disebabkan oleh patahnya rel karena penyambungan rel dilakukan tidak sesuai prosedur, yaitu penggunaan bahan las yang tidak seharusnya," tambahnya.

Selain itu, KNKT melalui Aldrin Dalimunte, Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran juga mengumumkan data kecelakaan pelayaran.

"Selama enam tahun ini, pada tahun 2016 telah terjadi kecelakaan dengan jumlah terbanyak, yaitu 15 kecelakaan dari total 54 kecelakaan," jelas Aldrin.

Aldrin Dalimunte menyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan pelayaran antara lain adalah tidak maksimalnya penanganan kondisi darurat di kapal serta kurang baiknya administrasi perizinan kapal dan data beban muatan yang tidak lengkap.

Untuk investigasi kecelakaan penerbangan, telah terjadi 82 kecelakaan dan 130 insiden serius selama 2010 hingga 2016 dengan total korban sebanyak 375 meninggal dunia dan 144 luka-luka.

"Berdasarkan lokasi kejadian, kami menemukan bahwa kejadian terbanyak berada di Pulau Jawa dengan 20 kecelakaan dan 45 insiden serius. Lalu di Papua dengan 25 kecelakaan dan 33 insiden serius. Sumatera dengan 10 kecelakaan dan 18 insiden serius. Kalimantan dengan 9 kecelakaan dan insiden serius. Sulawesi dengan 4 kecelakaan dan 11 insiden serius. Nusa Tenggara dengan 6 kecelakaan dan 4 insiden serius. Maluku dengan 4 kecelakaan dan 1 insiden serius. Bali dengan 2 kecelakaan dan 2 insiden serius," ungkap Kapten Nur Cahyo Utomo, Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan.

Mengenai kecelakaan LLAJ, KNKT telah menginvestigasi 41 kecelakaan selama 2010 hingga 2016. Hasil investigasi menyebutkan bahwa faktor kelalaian pengendara menempati urutan teratas sebagai penyebab kecelakaan LLAJ, yaitu sebanyak 70%. Sedangkan sarana dan prasarana masing-masing 21% dan 9%.

"Hasil investigasi ini akan menjadi rujukan bagi pihak dan dinas terkait agar nantinya dapat menekan angka kecelakaan transportasi. Kami juga memberikan rekomendasi kepada misalnya Dinas Perhubungan dan Dinas Binamarga di masing-masing wilayah serta kepada manajemen penyelenggara transportasi umum untuk membenahi sarana dan prasarana transportasi," ungkap Soerjanto Tjahjono, ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi. (fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads