Jakarta - Parlemen Irak yang baru terpilih hari ini akan memilih presiden baru negeri bekas rezim Saddam Hussein itu. Ini merupakan langkah maju dalam pembentukan pemerintahan Irak pertama yang terpilih secara demokratis dalam 50 tahun.Demikian diungkapkan pejabat-pejabat Irak seperti diberitakan kantor berita
Associated Press, Rabu (6/4/2005).Para anggota parlemen Irak saat ini tengah menuntaskan kesepakatan untuk menunjuk pemimpin Kurdi, Jalal Talabani sebagai Presiden Irak. Sementara figur etnis Syiah, Adel Abdul-Mahdi dan presiden interim Ghazi al-Yawer dari Sunni Arab akan menjadi Wakil Presiden Irak.Selanjutnya pada Kamis (7/4/2005) besok, 275 anggota parlemen yang terpilih pada 30 Januari lalu akan mengangkat tokoh Syiah, Ibrahim al-Jaafari sebagai Perdana Menteri Irak. Setelah itu, para anggota parlemen bisa mulai memfokuskan perhatian mereka pada penyusunan konstitusi permanen. Tenggat waktu untuk pembentukan konstitusi tersebut adalah 15 Agustus mendatang.Wakil Presiden interim Irak Rowsch Nouri Shaways menyatakan bahwa Saddam bisa menyaksikan sidang parlemen tersebut dari dalam penjara. Namun belum jelas apakah acara penting itu akan disiarkan televisi secara langsung atau tidak."Ini sesi yang sangat penting karena ini pertama kali dalam sejarah Irak dimana presiden dan wakil-wakilnya dipilih dengan cara yang sah dan demokratis oleh rakyat Irak," ujarnya. "Karena itulah pemerintah Irak menganggap ada gunanya mantan diktator itu melihat proses unik ini," imbuhnya.
(ita/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini