tiga pasang Cagub-Cawagub kian ketat bersaing.
Indikator melakukan survei pada tanggal 15-22 November 2016. Survei menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan 798 responden. Margin of Error dari survei ini yakni 3,6 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel tersebar dari seluruh kota yang ada di Jakarta.
Hasilnya, Agus Harimurti Yudhoyono, kandidat yang namanya baru muncul satu hari jelang penutupan pendaftaran secara mengejutkan elektabilitasnya mengungguli dua pasang calon lainnya. Elektabilitas Agus yang berpasangan dengan Sylviana Murni itu memimpin dengan 30,4 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai pasangan Agus-Sylviana mendapat keuntungan atau 'durian runtuh' dari kasus dugaan penistaan agama yang saat ini membelit Ahok.
"Dari data yang ada, tidak bisa dinafikan Agus mendapatkan durian runtuh dari kasus yang sedang membelit Ahok. Suka tidak suka, ada kesalahan dari Ahok memberikan keuntungan kepada lawannya," kata Burhanuddin Muhtadi di kantornya, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016) pekan lalu.
Namun menurut Burhanuddin, naiknya elektabilitas Agus bukan semata 'durian runtuh' dari kasus Ahok. Tapi, pengaruh itu ada. "Terlalu sinis kalau semata karena kasus Ahok, dan terlalu munafik juga kalau kita tidak mengakui bahwa kasus Ahok memberikan keuntungan bagi lawannya," tambah Burhanuddin.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Ramadhan Pohan menepis anggapan dari Burhanuddin tersebut. Dia mengatakan tim Agus-Sylvi tidak pernah mengambil manfaat dari status tersangka Ahok.
"Kita tidak pernah menjadikan itu sebagai durian runtuh dan mengambil manfaat dari apa yang terjadi. Terbukti dari kampanye keliling Agus-Silvy tidak mengangkat isu penistaan agama. Mereka lebih fokus untuk menyampaikan program-programnya secara detail," jelas Ramadhan dalam kesempatan yang sama.
Sepekan sebelumnya Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny Januar Ali (LSI Denny JA) juga merilis hasil penelitiannya. LSI Denny JA melakukan survei pada periode 31 Oktober-5 November 2016 dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden sebanyak 440 orang, dengan wawancara tatap muka secara langsung menggunakan kuesioner. Margin of error kurang lebih 4,8 persen.
Hasil survei LSI Denny JA menunjukkan bahwa elektabilitas pasangan Anies-Sandi berada di urutan pertama dengan 31,9 persen. Agus-Sylvi menempel ketat di urutan kedua dengan 30,9 persen. Ahok-Djarot berada di urutan ke-3 dengan hanya 10,6 persen.
Ketatnya persaingan elektabilitas kandidat juga ditunjukkan dalam hasil survei Lembaga riset Indocon. Pengumpulan data ini berlangsung pada tanggal 18-30 Oktober 2016 melalui wawancara tatap muka terhadap 575 responden dari 600 responden yang direncanakan.
Respoden ditentukan secara proporsional terhadap proyeksi jumlah pemilih di DKI Jakarta yang tersebar di lima wilayah yakni Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Kepulauan Seribu, yang sepenuhnya dipilih melalui acak bertingkat. Margin of error diperkirakan sebesar +/- 4,03% pada tingkat kepercayaan 95%.
Hasil survei Indocon menunjukkan bahwa elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 30,1 persen. Agus-Sylviana menyodok dengan raihan dukungan sebesar 26,4 persen dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 21,6%.
Tersisa 80 hari menuju Pilgub DKI yang akan digelar pada 15 Februari 2017 nanti. Elektabilitas tiga pasang Cagub dan Cawagub DKI masih berpeluang berubah mengingat masih ada sejumlah responden survei yang belum menentukan pilihan alias massa mengambang.
Siapa yang akan mendapat 'durian runtuh' dari massa mengambang tersebut. (erd/erd)