Informasi yang dihimpun detikcom, Rabu (23/11/2016), rombongan dari Yayasan Supersemar memiliki agenda pertemuan dengan Luhut di kantornya. Pertemuan dilangsungkan secara tertutup. Tak diketahui tujuan pertemuan itu untuk apa.
Pertemuan berjalan sekitar satu jam dan kemudian rombongan tersebut keluar dari kantor. Namun tidak ada satu pun perwakilan yang memberikan keterangan tentang isi pertemuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak ada itu," kata pria yang mengenakan baju kemeja batik coklat.
Bahkan ketika disinggung putusan dari MA, pria itu menampik surat eksekusi telah diterima.
"Belum itu, belum terima," jawabnya dengan singkat.
Tapi Supersemar akan bayar utang itu tidak ?
" Belum," pungkasnya sembari menunjukan isyarat penolakan dengan tangan.
Yayasan Supersemar dibikin Soeharto pada 1974. Lewat yayasan itu, Soeharto mengambil sebagian laba bank pelat merah untuk disalurkan ke sektor pendidikan. Tapi apa daya, pundi-pundi uang di kas Supersemar malah dibobol untuk kepentingan kroni Cendana. Mahkamah Agung (MA) akhirnya meminta Yayasan Supersemar mengembalikan uang negara lebih dari Rp 4 triliun.
Hingga kini, proses eksekusi masih terus diusahakan. (edo/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini