"Untuk chip e-KTP sekarang ternyata masih dicetak di luar negeri. Untuk blankonya, untuk tahun ini sedang kami coba kalau bisa dari dalam negeri," kata Mendagri Tjahjo Kumolo di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2016).
Sebetulnya Kemendagri sudah melelang tender untuk pencetakan chip e-KTP. Ada 5 perusahaan yang ikut, tetapi kelimanya tak memenuhi syarat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan e-Katalog dinilai lebih cepat ketimbang lelang tender. Selain itu menurut Tjahjo, e-Katalog juga lebih aman dari aspek hukum.
"Kalau e-KTP sejak dulu memang masih dicetak di Prancis, di luar. Untuk e-Katalog termasuk blanko dan chip itu sedang terus kami koordinasi BPPT dan ITB. Semoga pengadaan tahun depan bisa dilakukan dalam negeri," kata Tjahjo.
Tjahjo lalu menyebut untuk Pilkada 2017 masih ada 1 juta orang belum melakukan perekaman e-KTP. Untuk sementara solusinya adalah KPU mencocokkan alamat 1 juta orang itu dengan data DPT.
Kembali ke soal pencetakan e-KTP di luar negeri, menurut Tjahjo bukan masalah biaya untuk bisa dilakukan di dalam negeri. Tetapi memang Kemendagri menghindari pelanggaran.
"Kalau dibuat dalam negeri pasti lebih murah tidak ada risiko, aman. (Tapi) kami tidak mau dikemudian seperti yang sekarang, disidik KPK. KPK mengejar ke luar negeri karena yang menang tender perusahaan luar negeri," pungkas Tjahjo.
(bpn/jor)











































