JAII Minta Demo 2 Desember Diurungkan

JAII Minta Demo 2 Desember Diurungkan

Niken Purnamasari - detikNews
Senin, 21 Nov 2016 20:18 WIB
JAII Minta Demo 2 Desember Diurungkan
Jaringan Antariman Indonesia (JAAI) menggelar jumpa pers menyikapi rencana demo 2 Desember. Foto: Niken Purnamasari/detikcom
Jakarta - Jaringan Antariman Indonesia (JAII) berharap demonstrasi 2 Desember diurungkan. Demonstrasi dikhawatirkan dapat mengganggu masyarakat.

Hal ini disampaikan tim JAII dalam diskusi bertajuk 'Negara Jangan Kalah Melawan Gerakan Intoleransi Berbasis Agama dan Modal' di Maarif Institute. Koordinator JAII, Elga J. Sarapaung berharap tokoh yang menggagas demonstrasi 2 Desember membatalkan aksinya.

"Kami setuju imbauan demo 2 Desember enggak perlu. Kapolri dan Panglima TNI mengaskan soal itu. Dari segi kekuatan boleh saja mengadakan (demo) tapi apa manfaat yang positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara? Keadilan seperti apa yang dimaksudkan?" ujar Elga, Senin (21/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, tuntutan dalam aksi demonstrasi lanjutan terkait soal kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah tidak tepat. Sebab saat ini Bareskrim tengah bekerja merampungkan berkas perkara Ahok tersangka penistaan agama.

(Baca juga: MUI: Demo 2 Desember Lebih Banyak Mudaratnya Daripada Manfaatnya)

"Pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin agar negara dan bangsa berlaku adil. Kami mendukung usaha pemerintah, keadilan yang sedang diupayakan bukan dengan cara kekerasan, dengan kebencian dan ancaman," lanjut Elga.

Senada dengan Elga, anggota Imparsial yang bergabung dalam tim JAII, Gufron Mabruri melihat ada tokoh atau aktor politik yang memanfaatkan isu dalam demo 2 Desember dengan Pilkada.

"Dinamika dimanfaatkan pengguna gelar dalam hal konteks politik. Ini refleksi dari peristiwa politik sebelumnya. Ada penunggang gelar secara politik yang memanfaatkan isu ini sebagai bagian dari politik elektoral tadi. Yang enggak disadari publik, ini justru akan jadi efek serius ke depan. Situasi ini memunculkan saling berbalas pantun dalam konteks politik," ujar Gufron.

(Baca juga: Demi Ketertiban Umum, Polri Larang Aksi 2 Desember di Sudirman-Thamrin)

Gufron menilai, sebenarnya banyak isu krusial yang tengah dihadapi oleh Indonesia yang justru tertutup dengan banyaknya aksi demonstrasi yang dilakukan oleh kelompok tertentu.

"Banyak isu strategis yang luput dari pembahasan publik. Bukan isu destruktif," katanya.

Menyikapi sejumlah aksi demonstrasi, JAII meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi. NKRI harus tetap dijaga. (nkn/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads