Rusun itu berada di tengah permukiman padat penduduk di Jalan Tanah Pasir, Penjaringan, Jakarta Utara. Sekilas memang tak tampak jika ada beberapa unit tower rusun di dalamnya. Lokasinya cukup sulit dijangkau, karena setiap tower bangunan tersebut hanya memiliki 4 lantai.
Kondisi rusun tampak memprihatinkan saat disambangi detikcom, Senin (21/11/2016) sekitar pukul 14.00 WIB. Warga korban kebakaran Tol Bandengan menempati tiga blok dari total 7 bolok yang ada rusun yakni blok E, F, dan G.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() Suasana dan kondisi Rusun Penjaringan Jakarta Utara |
Pada pertengahan 2016 lalu, tiga blok yang ditempati warga korban kebakaran itu dikosongkan sementara. Para penghuninya terpaksa pindah karena rencananya bangunan ini akan revitaliasi. Namun, pembangunannya terbengkalai. Tak ada pekerja yang tampak mengerjakan perbaikan gedung.
Salah satu penghuni Rusun, Mira (35), bercerita jika dirinya bersama warga lain diminta pindah sejak Juni 2016 lalu. Saat itu kondisi listrik dan air warga juga diputus. Akibatnya, Mira terpaksa menyewa sebuah rumah kontrakan yang tak jauh dari rusun dengan biaya sewa yang cukup mahal.
"Pada pindah semua, ada yang pulang kampung, ada yang ke pinggir Jakarta. Katanya Agustus kemaren pengerjaannya tapi sampai saat ini ya lihat saja terbengkalai gitu," ujar Mira kepada detikcom di Rusun Penjaringan.
![]() Suasana dan kondisi Rusun Penjaringan Jakarta Utara |
Mira yang juga membuka sebuah warung kopi sekitar rusun mengaku harus membayar sewa rumah kontrakan hingga Rp 1,5 juta per bulan. Sementara biaya sewa dirusun hanya Rp 200 ribu per bulan.
"Di sini berbeda harga sewanya, kalau saya Rp 200 ribu per bulan tapi semenjak pindah sekarang belum buat bayar kontrakan, terus anak masih sekolah juga kan," ujarnya.
Tak hanya itu, banyaknya warga yang sudah pindah membuat pendapatannya jadi menurun. Mira pun hanya berharap rusun segera diperbaiki agar dapat ditempati lagi.
(idh/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini