Sepenggal Nasihat Pedagang Buah untuk Bupati Purwakarta

Sepenggal Nasihat Pedagang Buah untuk Bupati Purwakarta

Tri Ispranoto - detikNews
Jumat, 18 Nov 2016 16:46 WIB
Foto: Tri Ispranoto/detikcom
Purwakarta - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengundang seorang pedagang buah, Abah Asma (80) ke rumah dinasnya. Bupati Dedi prihatin kepada Abah Asma karena saat ditemui dia tengah merenung di pinggiran rel kereta sambil menunggu dagangannya habis.

Ternyata Abah Asma adalah orang yang pernah dibantu modal oleh Dedi sebesar Rp 5 juta. Namun modal dagangan yang telah dibelikan tersebut diusir oleh Satpol PP Kabupaten Purwakarta karena dipajang di pinggiran rel yang dilarang sebagai tempat berjualan. Abah Asma dan Dedi tampak akrab berbincang dengan bahasa sunda.

"Dulu Abah pernah dikasih modal Rp 5 juta. Hanya dagangannya diambil Satpol. Ya, sama saya dibilangin ke Satpol kalau ini dagangan dikasih Bupati, si Satpol malah bilang itu disuruh Bupati," cerita Abah Asma.
Sepenggal Nasihat Pedagang Buah untuk Bupati PurwakartaFoto: Tri Ispranoto/detikcom

"Oh itu Abah yang jualan menggantungkan pisang di pager, di sisi rel? Ya iya tidak boleh dagang di situ. Memang itu saya yang suruh Satpol untuk membereskan," jawab Dedi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akhirnya Dedi pun kembali memberikan modal, namun dengan syarat Abah Asma tidak lagi berjualan di tempat tersebut. Sebagai solusi Abah Asma akan diberi tempat berjualan yang layak di Pasar Jumaah atau Pasar Rebo.
Sepenggal Nasihat Pedagang Buah untuk Bupati PurwakartaFoto: Tri Ispranoto/detikcom

Tidak hanya membahas soal dagangan, Abah Asma pun sempat menceritakan kehidupannya selama ini yang hidup dalam kondisi satu mata buta dan organ dalam yang rusak. Selain itu kini dia hidup seorang diri, dan tidak mau membebankan keluarganya yang lain.

Bahkan Abah Asma pun mewanti-wanti agar Dedi tidak mengikuti jejaknya semasa muda yang sering menghabiskan uang keuntungan jualan dengan ikut saweran dalam acara bajidor, dan juga minum-minuman keras di wilayah Pantai Utara Jawa (Pantura).

Mendengar Abah Asma mengeluarkan beberapa wejangannya, Dedi pun tak sungkan duduk di bawah seolah tengah mendapat nasihat dari orang tuanya. Wejangan itu pun berlangsung serius namun sesekali diselingi oleh canda dan tawa dari keduanya.

"Sekarang Bupati jangan sekali-kali main ke Pantura, takut seperti Abah. Rakyat itu berat kalau Bupati sudah tidak menjabat, banyak jasanya. Kalau bisa jadi Bupati seterusnya. Kalau tidak bisa ke Bandung, ke sana jadi Gubernur biar Purwakarta terperhatikan," ucap Abah Asma.
Sepenggal Nasihat Pedagang Buah untuk Bupati PurwakartaFoto: Tri Ispranoto/detikcom

"Sekarang kalau Abah ke Karawang lewat Loji, masyarakat Karawang pada gembira. Sekarang jalan sudah bagus dibangun. Kalau dulu kan harus muter lewat Jatiluhur pakai perahu, sekarang jalannya sudah bagus," ucapnya kembali.

Sebelum pulang, Dedi pun menawarkan agar Abah Asma diantarkan ke keluarganya di Ciselang, Munjuljaya, Kabupaten Purwakarta, atau dikontrakkan sebuah rumah. Namun tawaran tersebut ditolaknya lantaran dia sudah hidup senang menyendiri dan menghabiskan waktunya untuk berdagang.

Namun Abah Asma meminta bantuan pada Dedi untuk kesembuhan matanya yang ternyata mengidap katarak. "Ya sudah hari Senin langsung ikut operasi katarak, gratis. Sekalian periksa kesehatan Abah biar sehat," pungkas Dedi. (ega/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads