"I will do my best untuk mengenalkan Banyuwangi kepada masyarakat Korsel. Ada 200 ribu orang Korea habiskan liburan di Bali dalam satu tahun. Kamu harus bisa bawa mereka untuk datang ke Banyuwangi," kata Cho Tai-Young dengan bahasa Inggris yang sesekali dicampur dengan Bahasa Indonesia.
Cho Tai-Young menyampaikan hal itu sesaat sebelum dirinya tinggal landas untuk kembali ke Jakarta, Jumat (18/11/2016). Cho Tai-Young mengaku senang bisa berkunjung ke bumi Blambangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() Dubes Korsel Cho Tai-Young di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (18/11/2016) |
Hari ini Dubes Cho, didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melakukan rangkaian perjalanan untuk lebih mengenal kabupaten Banyuwangi. Dia juga sempat mampir ke rumah kreatif Banyuwangi Mall dan membeli sebuah alat musik tradisional.
Dubes Cho menilai, Banyuwangi punya nilai saing untuk menarik wisatawan dari Bali, pulau paling dekat dengan Banyuwangi.
"Kalian punya kawah Ijen, and you have G-Land. Good for surfing. In my eyes Banyuwangi is dekat dari Bali. Banyak turis Korsel yang ke Bali. My idea, sambil mereka ke Bali, enjoy Bali, mereka bisa mampir ke Banyuwangi. Lalu kembali ke Bali. Ada direct flight dari Korea ke Bali. Sudah ada 1 satu hari 1 kali penerbangan," tutur Cho.
"Untuk pariwisata memang dibutuhkan direct flight. Kalian harus bisa ambil hati pengunjung Bali untuk ke Banyuwangi. Make a something new to introduce Banyuwangi more," sambung dia.
![]() |
Cho juga menyempatkan diri untuk mengunjungi Politeknik Negeri Banyuwangi. Di depan puluhan mahasiswa, Cho memberikan sejumlah wejangan untuk menjaga perdamaian dan tetap semangat dalam memajukan daerah.
Dalam kuliah singkatnya, Cho menyinggung kerjasama yang selama ini terjalin antara Indonesia dengan Korsel. Indonesia dan Korsel tergabung dalam MIKTA bersama tiga negara lainnya.
"Ini bapak presiden Anda, Bapak Jokowi saat mengunjungi Korea pada Mei 2016. Look similiar with me kan? Langsing, langsing," canda Cho yang disusul tawa para mahasiswa.
Selama 30 menit, Cho bercerita mengenai keadaan Korsel dan tetangganya, Korut. Di akhir presentasinya, Cho kembali menitipkan pesan damai untuk para generasi penerus itu.
"You know people say, everything changing except the fact that everything changing. We need to lead that change. We need to study hard. You need to keep knowledge," katanya serius.
Selain belajar dengan sungguh-sungguh, lanjut Cho, seorang yang sukses harus memiliki hati yang lapang. "I want you to have big heart. Everybody selfish, termasuk saya, kita semua. Tapi kamu tetap harus punya big heart jadi kamu akan bisa lebih peduli pada orang di sekitarmu," ungkap Cho.
"Big heart, thinking about people, knowledge. That is a leader," sambungnya.
![]() Dubes Korsel Cho Tai-Young di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (18/11/2016) |
Acara diakhiri dengan penandatanganan MoU antara Politeknik Banyuwangi dengan Kedubes Korsel. MoU ini terkait rencana kerjasama dalam pertukaran pelajar, pertukaran dosen, pengembangan pariwisata dan kerjasama di bidang industri.
Bupati Anas menyebut kerja sama ini perlu dijalin dan harus terus dipelihara.
"Kita kerjasama dengan Korea karena satu-satunya negara yang membranding kreatifitas. Untuk Banyuwangi ini penting, untuk mengembangkan berbagai program IT yang berbasis kreatifitas," ujar Anas. (kst/fdn)