Area parkir kawasan makam Gus Dur di sisi utara Museum Islam Nusantara Hasyim Asy'ari pagi tadi seolah berubah jadi lautan manusia. Ribuan santri putra dan putri duduk lesehan berjajar rapi di lahan parkir. Di antara ribuan santri, terlihat Menteri Susi. Dibalut busana serbahijau dengan kerudung di kepala, perempuan kelahiran Pangandaran, Jawa Barat, itu memimpin pemecahan rekor Muri.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar komando Menteri Susi, ribuan santri serentak menyantap hidangan ikan makarel yang telah siap di depan mereka. Hanya dalam hitungan menit, hidangan yang disajikan di atas selembar kertas minyak itu pun ludes.
"Kami ingin menggalakkan makan ikan, supaya stunting index kita turun dari 39,36. Kita harapkan ke depan sudah tak ada lagi, masak negara maritim besar begini anak-anaknya kuntet, malu kita. Sekaligus mendukung program Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan)," ujar Susi.
![]() |
Ikan yang digunakan untuk pemecahan rekor Muri ini bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Ikan jenis makarel itu hasil pencegahan importasi oleh Bea-Cukai Tanjung Priok dengan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP terhadap 11 kontainer ikan segar beku jenis frozen Pacific mackarel dan frozen squid.
Sementara itu, Sekretaris Utama Yayasan Pesantren Tebuireng, Abdul Ghofar, mengatakan makan ikan bersama ini melibatkan 7.445 santri di Kabupaten Jombang. Selain dari Ponpes Tebuireng, ribuan santri berasal dari Pesantren Al-Masruriyah dan Pesantren Al-Farros Tebuireng, Pesantren Khoiriyah Hasyim dan Al-Mahfudz Seblak, Pesantren Sains Tebuireng 2, Pesantren Al-Aqobah, Mambaul Hikam, Pesantren Walisongo, Pesantren Darul Falah Cukir, dan Pesantren Al-Urwatul Wutsqo Bulurejo.
"Khusus untuk aksi makan ikan serentak, tim jasa boga Pesantren Tebuireng menyiapkan hidangan ikan makarel 1,6 ton," kata pria yang akrab disapa Gus Ghofar itu.
![]() |
Tak sekadar memecahkan rekor Muri, Gus Ghofar berharap acara makan ikan bersama ini bisa menumbuhkan kesadaran maritim di kalangan santri.
"Jangan sampai kekayaan sumber daya laut kita justru tidak bisa dinikmati oleh anak bangsa, karena kita sendiri yang mengabaikan potensi lautan kita," ucap Gus Ghofar. (rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini