Kongres Ke-5 Kantor Berita Dunia: Tantangan Terbesar Media Adalah Kemandirian

Kongres Ke-5 Kantor Berita Dunia: Tantangan Terbesar Media Adalah Kemandirian

Erwin Dariyanto - detikNews
Jumat, 18 Nov 2016 10:55 WIB
Foto: Dokumentasi KBRI Baku
Jakarta - Kongres ke-5 kantor berita seluruh dunia sekaligus sidang umum ke-16 organisasi kantor berita se-Asia-Pasifik digelar pada 16-17 November kemarin di Baku, Azerbaijan. Acara yang digelar di Heydar Aliyev Center, Baku, Azerbaijan, yang bertepatan dengan hari toleransi internasional itu dibuka langsung oleh Presiden Republik Azerbaijan, Ilham Aliyev.

Hadir dalam acara tersebut lebih dari 130 kantor berita terkenal, seperti Associated Press, Reuters, Xinhua, Anadolu Agency, TASS, Agence France-Press, Press Association, EFE, Yonhap, Kyodo News, TT, SPA, BTA, AAP, IRNA, DPA, Notimex, ATPE, harian Los Angeles Times, Al-Arabiya TV, dan lainnya. Delegasi Indonesia diwakili oleh Mohammad Saiful Hadi, dari kantor berita Antara.

Dalam sambutannya, Presiden Ilham Aliyev menjelaskan bahwa Azerbaijan merupakan salah satu negara yang menghargai kebebasan media. "Selama 25 tahun kemerdekaan Azerbaijan, kami memberikan kebebasan kepada media, sebagaimana memberikan kebebasan hakiki lainnya," kata Presiden Ilham di Heydar Aliyev Centre, Rabu (16/11/2016) yang rilisnya diterima detikcom, Jumat (18/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kongres ke-5 Kantor Berita Dunia: Tantangan Terbesar Media Adalah Kemandirian Foto: Dokumentasi KBRI Baku


Peran media massa, kata Presiden Ilham, tidak hanya dalam konteks lokal, tapi juga dalam panggung politik dunia. Ia menyampaikan terima kasih atas kepercayaan masyarakat global untuk menyelenggarakan kongres ini di jantung Kota Baku.

"Saya yakin bahwa dalam kongres ini akan dibahas beragam permasalahan penting dalam konteks media massa serta menjawab beragam tantangannya. Bagi Azerbaijan, yang hidup selama 70 tahun di bawah kekuasaan Uni Soviet, ketika itu hanya ada satu kebijakan resmi, satu ideologi, dan kami kesulitan mengakses informasi. Kami mendapat banyak manfaat dari media massa. Kami percaya bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui apa yang sedang terjadi," kata dia.

Pada kongres ini, turut hadir juga Duta Besar RI untuk Azerbaijan, Husnan Bey Fananie.

"Merupakan kesempatan yang baik sekali bagi Indonesia, turut serta dalam kegiatan yang memiliki nilai strategis seperti ini. Keikutsertaan Indonesia ini sekaligus menjelaskan bagaimana perkembangan media pemberitaan di Indonesia, bagaimana bangsa kita menghargai kebebasan berbicara dan bagaimana peran Indonesia di dalam wadah global seperti ini," tutur Husnan dalam kesempatan yang sama.

Kongres yang ditutup pada Kamis (17/11/2016) kemarin menyepakati sebuah deklarasi:

1. Menyadari bahwa tantangan terbesar media massa adalah: keuangan dan kebertahanan, kemandirian dan pemberitaan yang tidak bias, berbasis pada prinsip kebebasan berbicara dalam era digital.

2. Memperhatikan pentingnya menjaga keselamatan jurnalis saat melakukan tugasnya.

3. Memahami komitmen organisasi media internasional, regional dan nasional untuk menjadi prinsip pemberitaan provinsi, menggarisbawahi fakta bahwa kebebasan berbicara adalah hal yang penting di abad ke-21.

4. Memperhatikan latar belakang dari perubahan informasi di masyarakat, menghargai nilai universal, menghargai harga diri manusia, peraturan, keadilan, kesetaraan dan menghargai ras, etnik dan perbedaan kebudayaan merupakan hal yang penting dan kondisi yang utama dalam aktivitas media.

5. Memerangi plagiarisme dan pelanggaran hak cipta dan melakukan upaya untuk mencegah produksi dari informasi yang bias dan tidak benar.

Sebelumnya, kongres agensi berita dari seluruh dunia diadakan di Riyadh, Arab Saudi, dan telah ditentukan bahwa pada tahun 2019 kongres akan diadakan di ibu kota Bulgaria, yakni Kota Sofia. (erd/van)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads